Jalani Laga Kandang Akhir, Satya Wacana Salatiga Dipaksa Akui Ketangguhan Prawira Harum Bandung

Jalani Laga Kandang Akhir, Satya Wacana Salatiga Dipaksa Akui Ketangguhan Prawira Harum Bandung

NYALANUSANTARA, Semarang- Laga akhir bermain di depan pendukung sendiri dijalani Satya Wacana Salatiga (SWS) dalam lanjutan Indonesian Basketball League (IBL) di Knight Stadium Semarang, pada Minggu (30/6/2024), sayangnya dalam laga tersebut SWS harus mengakui keunggulan lawannya Prawira Harum Bandung dengan skor akhir 78-100.

Di laga tersebut, tiga pemain asing tuan rumah mencetak 45 poin. Tyree Robinson mencetak 26 poin dan enam rebound. Ia meraih 12/18 tembakan selama 28 menit. Isaac Asrat menyusul dengan 18 poin, tiga rebound, dan enam asisst. Michael Henn dengan 11 poin dan lima rebound.  

Sedangkan pencetak poin terbanyak Prawira Harum yakni Brandone Francis memimpin Prawira dengan 29 poin, tiga rebound, dan empat asisst. Antonio Hester menyumbang 24 poin, enam rebound, tiga asisst, dan dua steal.

Di laga kandang tersebut, Satya Wacana Salatiga sebenarnya mengincar kemenangan Oleh itu, sejak menit awal anak asuhan Jerry Lolowang itu mencoba memberi tekanan kepada tim tamu. Isaac Pito Asrat dan kawan-kawan mampu merebut kuarter pertama dengan 22-19.

Namun memasuk kuarter kedua, Prawira Harum Bandung merubah permainan. Tim asuhan David Reynard itu berhasil membalikkan keadaan dengan merebut kuarter tersebut sekaligus menutup paruh pertama dengan 48-36.

Prawira Harum memasuki paruh kedua, makin mendominasi permainan, bahkan Pandu Wiguna dan kawan-kawan menutup kuarter ketiga dengan 76-54. Di kuarter keempat, tim Kota Kembang itu makin tak terbendung. Prawira menutup pertandingan dengan skor 100-78.

Usai laga, Pelatih Prawira Harum Bandung David Reynard memuji perjuangan timnya meski mendapat perlawanan yang tidak mudah dari kubu tuan rumah. ''Kami kehilangan momentum pada kuarter pertama. Tapi pada kuarter berikutnya, kami bisa mengembalikan permainan kami,'' tutur David. 


Editor: Redaksi

Terkait

Komentar

Terkini