Kemenperin Dorong Industri Perhiasan Masuk 10 Besar Dunia, Ekspor Naik 37 Persen

Kemenperin Dorong Industri Perhiasan Masuk 10 Besar Dunia, Ekspor Naik 37 Persen

NYALANUSANTARA, JAKARTA- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya memperkuat kinerja pelaku industri perhiasan dalam negeri, khususnya sektor emas dan permata, agar Indonesia dapat menembus jajaran 10 besar industri perhiasan dunia.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menjelaskan bahwa industri perhiasan merupakan salah satu sektor unggulan. Berdasarkan data, ekspor perhiasan Indonesia mencapai 5,06 miliar dolar AS pada periode Januari–Juli 2025, meningkat 37,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Reni menambahkan, total ekspor perhiasan tahun 2024 tercatat 5,5 miliar dolar AS, sehingga capaian tahun ini diperkirakan akan melampaui rekor tersebut. Hal ini menunjukkan peningkatan peran Indonesia dalam pasokan perhiasan global, dengan posisi saat ini berada di peringkat ke-12 dunia.

Namun, ia menilai masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti kenaikan harga emas yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini mendorong sebagian produsen menurunkan kadar emas agar harga perhiasan tetap terjangkau bagi konsumen.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI), Iskandar Husin, menyebut bahwa harga emas yang tinggi menjadi peluang sekaligus tantangan. Kenaikan harga memang meningkatkan minat masyarakat karena emas dianggap aset bernilai, tetapi juga dapat menekan daya beli bila harga terlalu mahal.

Sebagai solusi, beberapa pengusaha mulai memproduksi perhiasan dengan kadar emas lebih rendah seperti 14 karat, meski sebagian besar pasar masih mencari kadar 16–18 karat. Iskandar juga menekankan pentingnya menjaga pasokan emas domestik agar industri dalam negeri tidak terlalu bergantung pada harga internasional dan fluktuasi kurs dolar.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini