Imbas Perang Dagang, Pengangguran RI Diprediksi Meningkat 

Imbas Perang Dagang, Pengangguran RI Diprediksi Meningkat 

NYALANUSANTARA, Jakarta - Dampak perang dagang antara Amerika dan China juga mulai dirasakan di Indonesia, salah satunya adalah proyeksi pemutusan hubungan kerja (PHK) pada tahun 2025.

Menurut Kepala Center Makroekonomi dan Keuangan INDEF, M Rizal Taufikurahman, tingkat pengangguran diperkirakan akan naik menjadi 5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun ini.

"Pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini memang cenderung jobless growth, karena tidak banyak membuka lapangan pekerjaan baru, sementara struktur ekonomi masih bergantung pada sektor informal dan padat karya yang produktivitasnya rendah," ujarnya dalam Diskusi Universitas Paramadina secara virtual, Senin (28/4).

Rizal menambahkan bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Trump akan mempengaruhi kinerja ekonomi global, termasuk Indonesia. "Bagi Indonesia, pertumbuhan ekonomi akan terimbas, dan banyak sektor yang akan terdampak," tegasnya.

Rizal juga memproyeksikan tingkat pengangguran akan meningkat menjadi 5,1 persen terhadap PDB pada tahun 2026, dan kemudian stagnan atau bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama hingga 2028.

Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah, juga memprediksi hal serupa. Ia menyoroti gelombang PHK yang diperkirakan akan terus berlangsung. Gelombang PHK ini sebenarnya sudah mulai terlihat sejak awal tahun 2024.

"Pasar ketenagakerjaan Indonesia pada 2025 diprediksi masih akan dilanda PHK, melanjutkan tren yang terjadi pada 2024. Diperkirakan gelombang PHK di 2025 akan lebih besar baik dari segi skala maupun jumlahnya," ujar Piter.


Editor: Tahniah Kimya

Terkait

Komentar

Terkini