Pelaku Industri Harapkan Penguatan Berkelanjutan Hubungan Ekonomi dan Perdagangan China-Indonesia
Amella memperkenalkan beragam produk kepada para pengunjung dari berbagai negara dalam Pameran Investasi dan Perdagangan Lanzhou China (China Lanzhou Investment and Trade Fair) ke-31 yang resmi dibuka pada Minggu (6/7) di Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu, China barat laut. (Xinhua)
NYALANUSANTARA, Lanzhou - Saat mengangkat botol minyak esensial nabati, Amella Halim, perwakilan bisnis dari PT Surabaya Indah Permai di Surabaya, tersenyum sembari memperkenalkan beragam produk minyak esensial yang diproduksi oleh perusahaannya kepada para pengunjung dari berbagai negara.
Pameran Investasi dan Perdagangan Lanzhou China (China Lanzhou Investment and Trade Fair) ke-31 resmi dibuka pada Minggu (6/7) di Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu, China barat laut. Banyak pejabat dan pelaku usaha asal Indonesia menyampaikan harapan bahwa hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara akan terus diperkuat demi mencapai hasil yang saling menguntungkan.
Amella mengatakan bahwa sejak 2016, produk minyak esensial nabati buatan perusahaannya terus laris di China. "Misalnya minyak anti-nyamuk yang wanginya lembut namun tetap harum, serta minyak esensial untuk pereda nyeri otot, semuanya terjual dengan baik di platform belanja daring (online) China seperti Taobao."
Saat ini, PT Surabaya Indah Permai telah membuka titik penjualan langsung di Guangzhou, Provinsi Guangdong. "Tahun ini kami juga berencana mendirikan perusahaan distribusi baru di China dan telah memulai tahap penilaian awal," ujarnya, menegaskan bahwa perusahaan itu sangat optimistis terhadap prospek pasar China.
Menurut data dari Bea Cukai Lanzhou awal tahun ini, dalam dua bulan pertama, nilai ekspor impor Gansu-Indonesia mencapai 2,31 miliar yuan (1 yuan = Rp2.263), naik 461,7 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pejabat Bea Cukai Lanzhou menjelaskan bahwa Gansu dan Indonesia memiliki sumber daya yang saling melengkapi, dan dalam beberapa tahun terakhir hubungan ekonomi dan perdagangan semakin intens. Gansu mengimpor nikel, bijih nikel, dan produk perikanan dalam jumlah besar dari Indonesia, sementara produk pertanian unggulan Gansu seperti apel, bawang putih, dan bunga bakung secara bertahap memasuki pasar konsumen Indonesia.
Data tersebut mencerminkan hangatnya hubungan dagang antara kedua negara. Yenny Nathalia Petrus Tien, kepala produsen kopi Indonesia "John Andrew Coffee" yang hadir pertama kali di pameran itu, menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak kaum muda di China yang menyukai kopi, membuka banyak peluang baru bagi ekspor kopi Indonesia. Pada 2024, nilai penjualan ekspor kopi perusahaannya ke China telah melebihi 750.000 yuan, dan dia yakin tahun ini ekspor mereka akan lebih tinggi lagi.
Yenny menambahkan bahwa saat ini saluran distribusi kopi Indonesia di China baik online maupun luring (offline), berjalan sangat lancar, dan baik dia maupun perusahaan itu sangat optimistis terhadap pertumbuhan stabil pasar China.
Senada dengan pandangan tersebut, Budi Hansyah, Konselor Perdagangan Kedutaan Besar Indonesia di China yang pertama kalinya mengikuti pameran ini menyatakan bahwa mereka mengorganisir 16 perusahaan Indonesia untuk berpartisipasi, termasuk produsen kopi, pengolahan makanan khas, dan kerajinan tangan. "Kami berharap produk‑produk Indonesia bisa lebih dikenal oleh teman-teman di Gansu dan China. Di saat yang sama, kami juga ingin mempromosikan kuliner serta produk unggulan Gansu di Indonesia." tuturnya.
Pameran kali ini digelar dari 6 hingga 10 Juli di Lanzhou, Provinsi Gansu, diikuti oleh 24 kedutaan besar dan konsulat, asosiasi dagang, serta perwakilan dari 18 kota, provinsi, dan daerah otonom China, serta Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Hong Kong. Peserta pameran mencapai hampir 2.000 perusahaan dari 50 negara. Indonesia diundang sebagai tamu kehormatan, bersama banyak negara dan kawasan yang merupakan anggota kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra serta organisasi internasional lainnya.
Tahun ini menandai peringatan 75 tahun diplomasi China dan Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai proyek terus berjalan. Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah beroperasi, dan Kawasan Industri Morowali yang dibangun oleh perusahaan China di Indonesia telah menjadi pusat penting pengolahan nikel.
"Melalui Kedutaan Besar, kami juga menggelar kegiatan promosi perdagangan dan pertemuan jalinan kerja sama antara Gansu dan Indonesia di pameran ini, bertujuan untuk mendorong kerja sama lebih lanjut dalam bidang logistik, perdagangan‑investasi, pengembangan mineral, dan manufaktur industri," kata Djauhari Oratmangun, Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk China.
Editor: Admin
Sumber: Xinhua
Terkini
NYALANUSANTARA, Bandung– Penyerang Persib Bandung, Ramon Tanque, membagikan…
NYALANUSANTARA, GANGNAM- Film terbaru Concrete Market merilis rangkaian foto…
NYALANUSANTARA, Padang– Semen Padang FC siap menatap dua…
Film terbaru Once We Were Us akhirnya merilis…
NYALANUSANTARA, Banjarnegara – Polda Jateng mengerahkan 388 personel…
NYALANUSANTARA, DEMAK- Teksturnya sangat ringan seperti serum dan cepat…
NYALANUSANTARA, Yogyakarta– PSIM Yogyakarta terus memantau perkembangan pemulihan…
NYALANUSANTARA, Sukoharjo - Upaya memperkuat kesiapsiagaan bencana di…
NYALANUSANTARA, Banjarnegara - Proses pencarian korban longsor di…
NYALANUSANTARA, Banyumas– Pemerintah Kabupaten Banyumas menunjukkan komitmennya dalam…
NYALANUSANTARA, Semarang - Dalam rangka mendukung Program Asta…
Komentar