Tim Debat UNAIR Sabet Dua Medali dan Lolos Semifinal NUDC 2025

Tim Debat UNAIR Sabet Dua Medali dan Lolos Semifinal NUDC 2025

NYALANUSANTARA, SURABAYA- Tim debat Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang National University Debating Championship (NUDC) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Kompetisi bergengsi dengan format British Parliamentary itu berlangsung di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, pada 20–26 Oktober 2025 dan diikuti oleh ratusan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.

Dalam kompetisi tersebut, UNAIR diwakili oleh Muhammad Ryzadi Hertasning (Fakultas Hukum), Carin Ongwinata (Fakultas Psikologi), dan Nicolas Averyll Pascordion (FISIP) sebagai juri institusional (N1). Ketiganya dipilih melalui proses seleksi berlapis dari tingkat fakultas hingga universitas, di bawah bimbingan Usma Nur Dian Rosyidah, S.S., M.A., dosen pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Airlangga Debating Society (ADS) dari Fakultas Ilmu Budaya.

Menurut Dian, keberhasilan tim UNAIR tidak lepas dari kekompakan dan kedekatan antaranggota. “Tim debat itu butuh klik. Suasana dan bonding harus kuat karena hampir setiap hari yang dibahas adalah debat. Jadi atmosfer kerja sama menjadi kunci,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa komitmen mahasiswa, dukungan dosen pembimbing, serta peran Ditmawa UNAIR menjadi fondasi penting dalam meraih prestasi tersebut.

Sebelum berangkat ke ajang nasional, tim UNAIR menjalani latihan intensif hampir setiap hari. Persiapan mereka mencakup riset isu-isu nasional dan global, latihan argumentasi, serta sparing internal maupun eksternal dengan perguruan tinggi lain. Selain aspek teknis, mereka juga fokus memperkuat ketahanan fisik dan mental agar tetap konsisten sepanjang kompetisi. “Kadang lelah dan stres karena padatnya kegiatan, tapi tanggung jawab membawa nama UNAIR membuat kami tetap fokus,” ujar Nicolas.

Kerja keras tersebut berbuah hasil gemilang. Tim UNAIR berhasil melaju hingga babak semifinal dan meraih dua penghargaan individu: 13th Best Speaker Open Category (Bronze Medal) yang diraih Carin Ongwinata, serta 7th Best Speaker Open Category (Silver Medal) yang diraih Muhammad Ryzadi Hertasning.

Ryzadi menegaskan bahwa setiap ronde menjadi sarana belajar berharga. “Kami selalu melakukan evaluasi setelah debat. Dari situ kami tahu apa yang harus diperbaiki dan bagaimana menjaga kekompakan tim,” tuturnya.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini