Dosen UNAIR Tanggapi Penghapusan Penjurusan SMA dalam Kurikulum Merdeka

Dosen UNAIR Tanggapi Penghapusan Penjurusan SMA dalam Kurikulum Merdeka

Dr. Tuti Budirahayu Dra MSi, Dosen Sosiologi Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga

Permasalahan Pendidikan

Dr. Tuti menerangkan bahwa meskipun sistem penjurusan menyebabkan stigma negatif, namun persoalan pendidikan yang sebenarnya bukan hanya itu. Pada beberapa sekolah dengan kualitas pendidikan yang memadai, penjurusan tidak menghalangi siswa jurusan IPS dan Bahasa untuk sukses di perguruan tinggi.

"Hal itu karena mereka memang benar-benar meminati jurusannya, belajar dengan baik, dan sekolah juga menyediakan fasilitas belajar serta guru-guru yang baik," jelas Dr. Tuti.

Persoalan yang sebenarnya muncul adalah ketika siswa-siswa dari jurusan IPA lebih leluasa memasuki jurusan-jurusan yang seharusnya untuk siswa IPS dan Bahasa setelah lulus SMA.

"Terjadi diskriminasi pada siswa IPS dan Bahasa karena dianggap tidak pandai dalam berlogika, matematika, atau ilmu eksakta. Inilah yang kemudian menyebabkan siswa IPS dan Bahasa diletakkan pada strata kedua atau ketiga setelah siswa jurusan IPA," lanjutnya.

Arah Pendidikan Indonesia

Dr. Tuti menekankan bahwa agar kebijakan baru Kemdikbud-Ristek mengenai penghapusan sistem jurusan berjalan dengan baik, implementasinya harus dijalankan dengan matang. Semua pihak, mulai dari sekolah, pemerintah, siswa, dan orang tua harus turut mendukung dan berpartisipasi.


Editor: Admin

Terkait

Komentar

Terkini