Pakar UNAIR Bahas Kasus Langka Kanker Ovarium pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Pakar UNAIR Bahas Kasus Langka Kanker Ovarium pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

dr. Pungky Mulawardhana, SpOG (Onk), dokter spesialis kandungan dan onkologi dari Universitas Airlangga

NYALANUSANTARA, Surabaya — Kasus kanker ovarium yang dialami seorang bayi berusia 19 bulan di Malaysia baru-baru ini menjadi sorotan publik, terutama karena penyakit ini umumnya menyerang wanita dewasa. 

Kasus langka ini menjadi perhatian utama para ahli kesehatan, salah satunya dr. Pungky Mulawardhana, SpOG (Onk), dokter spesialis kandungan dan onkologi dari Universitas Airlangga (UNAIR), yang turut memberikan pandangannya mengenai penyakit tersebut.

Menurut dr. Pungky, kanker ovarium pada bayi termasuk kasus yang sangat jarang terjadi, terutama kanker epitelial yang biasanya menyerang wanita lanjut usia. 

"Kendati langka, kanker ovarium pada bayi dan anak-anak tetap bisa terjadi, terutama tipe kanker non-epitelial. Peningkatan diagnosis kanker juga dipengaruhi oleh kemajuan akses kesehatan yang memungkinkan deteksi lebih dini," jelasnya.

Penyebab pasti kanker ovarium pada bayi belum diketahui. Namun, dr. Pungky menjelaskan bahwa faktor genetik dan lingkungan bisa berkontribusi pada perkembangan penyakit ini. 

"Terdapat faktor onkogen seperti paparan radiasi, nutrisi buruk, dan kebiasaan merokok yang dapat meningkatkan risiko kanker. Mutasi gen BRCA juga merupakan faktor genetik yang berpengaruh," ujarnya.

Gejala kanker ovarium pada bayi cenderung tidak spesifik dan sulit dideteksi pada stadium awal. Namun, beberapa tanda yang dapat diwaspadai antara lain mual, kembung, dan penurunan nafsu makan. 


Editor: Admin

Terkait

Komentar

Terkini