Guru Besar UNAIR Tekankan Inovasi Pencegahan Ektoparasit Argulus Japonicus untuk Dukung Industri Ikan Hias

Guru Besar UNAIR Tekankan Inovasi Pencegahan Ektoparasit Argulus Japonicus untuk Dukung Industri Ikan Hias

NYALANUSANTARA, Surabaya – Industri ikan hias di Indonesia terus berkembang pesat dan menjadi salah satu sektor strategis dalam perekonomian nasional. 

Meskipun demikian, kesehatan ikan hias masih menjadi tantangan besar bagi para pembudidaya, terutama terkait penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit Argulus japonicus.

Isu ini mendapat perhatian dari Prof. Dr. Kismiyati Ir. M.Si., guru besar baru Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR), yang dikukuhkan sebagai guru besar pada Kamis, 19 Desember 2024, di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C UNAIR. 

Dalam orasinya, Prof. Kismiyati menekankan pentingnya inovasi dalam pencegahan penyakit ikan hias untuk mendukung daya saing ekspor ikan hias air tawar Indonesia.

Sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Arthropoda Parasit Ikan, Prof. Kismiyati menjelaskan bahwa Argulus japonicus adalah salah satu penyebab utama penyakit pada ikan hias air tawar. 

Parasit ini sering ditemukan pada ikan air tawar dan berdampak signifikan terhadap kualitas ikan hias. "Saya adalah orang pertama yang berhasil mengidentifikasi Argulus japonicus di Indonesia, dan spesimen ini kini tercatat di museum zoologi di Indonesia dan Tokyo," ungkapnya.

Berdasarkan laporan dari 2002 hingga 2023, prevalensi infeksi Argulus japonicus pada ikan hias mencapai 14–100 persen. Infeksi ini dapat menyebabkan luka, sisik lepas, pembengkakan, hingga pendarahan dalam waktu dua hari. 


Editor: Admin

Terkait

Komentar

Terkini