FKM UNAIR Edukasi Santri Pesantren Al-Amin tentang Pencegahan DBD

FKM UNAIR Edukasi Santri Pesantren Al-Amin tentang Pencegahan DBD

Dalam rangka menjaga kesehatan lingkungan dan mengurangi risiko penularan Demam Berdarah Dengue (DBD), dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Pondok Pesantren Al-Amin, Tunggul, Paciran, Lamongan pada Minggu (14/09/2025).

Mengusung tema “Pencegahan DBD Melalui Peningkatan Sanitasi Lingkungan Pesantren”, acara ini diikuti ratusan santri tingkat SMP hingga SMA. Kegiatan berlangsung dalam bentuk talkshow interaktif dengan menghadirkan Guru Besar FKM UNAIR, Prof. Dr. Ririh Yudhastuti, drh., MSc., selaku ketua tim pengabdian.

Santri Didorong Aktif dalam Pencegahan

Dalam penyampaiannya, Prof. Ririh menjelaskan bahwa Indonesia termasuk negara endemik DBD, sehingga kasus penularan selalu muncul setiap tahun. Faktor lingkungan, keberadaan nyamuk Aedes aegypti, serta perilaku masyarakat menjadi penyebab utama tingginya angka kasus. Kondisi pesantren yang padat juga disebutnya memerlukan perhatian khusus.

Ia menegaskan pentingnya langkah pencegahan seperti Pemantauan Jentik Berkala (PJB), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Santri bisa berperan aktif dengan rutin mengecek tempat penampungan air, seperti bak mandi, tempayan, ember, hingga peralatan dapur di sekitar asrama,” ungkapnya.

Antusiasme Tinggi dari Santri

Suasana semakin hidup saat sesi interaktif bersama Mr. Babucarr Jassey, mahasiswa doktoral FKM UNAIR asal Gambia. Ia berbagi pengalaman hidup sebagai mahasiswa internasional, termasuk keberanian keluar dari zona nyaman dan berbicara dengan bahasa Inggris. Cerita ini memotivasi para santri untuk lebih percaya diri mengembangkan kemampuan berbahasa.

Santri pun aktif mengajukan pertanyaan, mengikuti kuis, serta bersemangat saat mendapatkan doorprize. Melalui kegiatan ini, diharapkan para santri semakin memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan sebagai bentuk tanggung jawab bersama, bukan sekadar hak individu.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini