UI Gelar Pameran Sejarah dan Budaya Qiaopi, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia–Tiongkok

NYALANUSANTARA, JAKARTA- Pameran sejarah dan budaya qiaopi bertajuk "Tiga Sungai Mengalir ke Laut, Satu Surat Membawa Pulang Ombak" 2025 digelar di Universitas Indonesia (UI) pada Senin (10/11).

   Qiaopi merupakan bukti pengiriman uang yang dikirim oleh para perantau Tionghoa di luar negeri kepada keluarga di kampung halaman melalui jalur nonresmi, yang biasanya disertai surat keluarga dan pesan singkat. Pada tahun 2013, Arsip Qiaopi China dimasukkan ke dalam Daftar Memori Dunia (Memory of the World) UNESCO, menjadikannya sebagai dokumen penting dalam penelitian sejarah perantauan Tionghoa modern, sejarah keluarga, sejarah ekonomi, dan sejarah sosial.

   Shantou di Provinsi Guangdong, Cina selatan, merupakan salah satu kampung halaman para perantau Tionghoa yang terkenal di Tiongkok, yang juga menjadi pusat penting dalam hal sirkulasi dan penerimaan qiaopi . Sejak tahun 2023, pemerintah Kota Shantou meluncurkan program " Qioopi Shantou Berlayar ke Luar Negeri," dengan pameran bertema "Tiga Sungai Mengalir ke Laut, Satu Surat Membawa Pulang Ombak" sebagai bagian utama. Melalui peninggalan qiaopi dan kisah sejarah, pameran ini menampilkan perjalanan penuh perjuangan generasi awal perantau dan rasa kerinduan serta kecintaan mendalam mereka kepada Tiongkok. Aktivitas ini telah diselenggarakan di Thailand, Kamboja, dan Malaysia. Tahun ini, dengan menyasar pemuda luar negeri sebagai audiens utama, pameran tersebut menghadirkan sejumlah besar koleksi bersejarah ke berbagai kampus di Singapura serta negara dan kawasan lainnya di dunia.

   Pameran di Indonesia merupakan penghentian ketiga sekaligus yang terakhir dalam rangkaian pameran luar negeri pada tahun 2025. Pihak penyelenggara pameran secara khusus menyiapkan sesi interaktif "menulis qiaopi ", mengajak para pelajar untuk mengikuti tata cara penulisan qiaopi yang dimulai di lokasi pameran, sehingga dapat menulis qiaopi versi mereka. Melalui pengalaman langsung ini, sejarah dan budaya qiaopi diharapkan dapat menjadi lebih dekat dengan generasi muda Indonesia.

   Wu Zepeng, mahasiswa tingkat akhir Program Studi China Universitas Indonesia, mengatakan bahwa setelah mengunjungi pameran tersebut, dia merasa konten mengenai budaya wilayah Chaoshan sangat menarik. Dia berencana mengajak teman-teman dari program studinya untuk ikut menyaksikan dan memahami lebih jauh budaya Tiongkok.

   Kasih sayang keluarga serta kerinduan pada kampung halaman yang digariskan dalam qiaopi tetap menyentuh hati generasi muda masa kini. Selain mendapatkan pengetahuan baru tentang budaya dan sejarah, saya semakin sadar bahwa ikatan keluarga tidak akan hilang karena waktu atau kewarganegaraan. Meski berada di negeri asing, orang tetap berusaha menjaga hubungan dan rasa saling percaya,” ujar Nadriani, mahasiswa baru Universitas Indonesia .

   Tahun ini menandai 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Indonesia. Pameran itu tidak hanya mengenang kisah perjuangan para perantau Tionghoa di Asia Tenggara, menampilkan semangat kejujuran dan saling menepati janji yang diwujudkan dalam qiaopi, namun juga menjadi saksi hubungan persahabatan antarmasyarakat Tiongkok-Indonesia yang telah terjalin selama berabad-abad. Melalui penguatan pertukaran budaya dan peningkatan rasa saling memahami, pameran ini menghadirkan perspektif budaya yang unik guna memperkokoh perjalanan baru dalam persahabatan Tiongkok-Indonesia.