Jung Jawa Produksi Selat Muria, Pernah Digunakan Pati Unus Serang Portugis

NYALANUSANTARA, Kudus- Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Grobogan, Kudus, Demak, dan Kota Semarang, membuat banyak warganet mengaitkan wilayah tersebut dengan Selat Muria. Selat Muria dipercaya masih ada hingga abad ke-17, namun mulai menyusut sekitar tahun tahun 1657 dikarenakan pendangkalan. Selat ini membentang sepanjang sekitar 80 kilometer dan memiliki lebar antara 25 hingga 50 kilometer.
Di Selat Muria, dulunya merupakan kawasan perdagangan yang ramai, dengan kota-kota dagang seperti Demak, Jepara, Pati, dan Juwana. Bahkan pusat Kerajaan Demak berada di pesisir selat ini. Selain banyak pelabuhan perdagangan, wilayah selat Muria juga terkenal banyak galangan-galangan kapal yang memproduksi kapal Jung Jawa berbahan kayu Jati yang banyak ditemukan di Pegunungan Kendeng.
Kapal Jung Jawa sendiri sering disebut kapal raksasa pada masanya dan diakui sebagai penguasa lautan Nusantara. Bahkan kapal Jung Jawa tercatat dalam laporan sejarah abad 16 yang ditulis oleh Gaspar Correia. Gaspar dalam catatannya menceritakan tentang kapal raksasa dari Jawa yang tidak mempan ditembak meriam terbesar. Dari empat lapis papan kapal, hanya dua saja yang bisa ditembus.
Kapal-kapal raksasa tersebut, ternyata hanya diproduksi di dua tempat di Pulau Jawa yakni di sekitar Cirebon dan Rembang-Demak yakni di Selat Muria yang memisahkan Gunung Muria dengan Pulau Jawa.
Kapal Jung Jawa, pernah digunakan Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Pati Unus atau biasa disebut Pangeran Sabrang Lor menyerang Portugis di Malaka. Sayangnya besarnya ukuran kapal tersebut membuatnya tidak lincah saat berhadapan dengan kapal perang milik Portugis. Horst H Liebner salah seorang asal Jerman mengungkapkan, Pati Unus membawa sekitar 30 jung Jawa besar seberat 350-600 ton saat melawan Portugis. Jung-jung itu sendiri membawa 12.000 orang, dan membawa banyak artileri yang dibuat di Jawa. Selain Kapal Jung, pasukan Demak ini juga membawa kapal jenis lancaran, penjajap, dan kelulus.
Dalam sebuah suratnya kepada Alfonso de Albuquerque, dari Cannanore, 22 Februari 1513, Fernão Pires de Andrade, selaku kapten armada yang menghalau Pati Unus, menceritakan, jung milik Pati Unus adalah yang terbesar yang pernah dilihatnya. "Bahwa itu adalah hal yang sangat luar biasa untuk dilihat, karena Anunciada di dekatnya tidak terlihat seperti sebuah kapal sama sekali," tulis de Andrade.
"Kami menyerangnya dengan bombardir, tetapi bahkan tembakan yang terbesar tidak menembusnya di bawah garis air, dan tembakan meriam besar Portugis yang saya miliki di kapal saya berhasil mengenai sasaran, tetapi tidak tembus. Kapal itu memiliki tiga lapisan logam, yang semuanya lebih dari satu cruzado tebalnya. Dan kapal itu benar-benar sangat mengerikan bahkan tidak ada orang yang pernah melihat sejenisnya. Butuh waktu tiga tahun untuk membangunnya, Yang Mulia mungkin pernah mendengar cerita di Malaka tentang Pati Unus, yang membuat armada ini untuk menjadi Raja Malaka," sambung Fernão Pires de Andrade.
Editor: Redaksi
Terkait
NYALANUSANTARA, Kudus - Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Bergas…
NYALANUSANTARA, Demak- Cuaca ektrem yang melanda Jawa Tengah…
Terkini
NYALANUSANTARA, Jakarta– Badan Karantina Indonesia (Barantin) bekerja sama…
NYALANUSANTARA, Jakarta- Kecelakaan maut terjadi di Gerbang Tol…
NYALANUSANTARA, Sleman- Kasus penembakan lima pekerja migran Indonesia…
NYALANUSANTARA, Surabaya- Menuju wajah baru kepemimpinan Rektor 2025-2030,…
NYALANUSANTARA, Surabaya- Keselamatan nyawa manusia merupakan aspek penting…
NYALANUSANTARA, Jakarta- Beberapa hari lalu ramai beredar video…
NYALANUSANTARA, Jepara- Kepemimpinan Edy Supriyanta selama menjadi Penjabat…
NYALANUSANTARA, Jakarta- Setelah sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Komisi…
NYALANUSANTARA, Jakarta- Komisi XIII DPR RI telah menyetujui…
NYALANUSANTARA, Semarang- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana…
NYALANUSANTARA, Jakarta– Australia Barat, negara bagian terluas di…
Komentar