Tradisi Sedekah Bumi di Jekawal, Warisan Leluhur yang Tetap Hidup

Tradisi Sedekah Bumi di Jekawal, Warisan Leluhur yang Tetap Hidup

NYALANUSANTARA, Sragen – Tradisi sedekah bumi adalah simbol rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan rejeki yang diberikan melalui hasil bumi.

Tradisi ini telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa, termasuk di Dusun Jekawal, Desa Jekawal, Kecamatan Tangen. 

Selama ratusan tahun, masyarakat Dusun Jekawal melaksanakan sedekah bumi. Dalam dua tahun terakhir, tradisi ini semakin semarak dengan hadirnya gunungan berisi hasil bumi seperti umbi-umbian, padi, jagung, dan sayur-sayuran.

Puluhan ibu-ibu di dusun ini dengan antusias mempersiapkan nasi berkat dan sayuran mentah yang ditata dalam senik tenggok bambu, yang kemudian diarak bersama gunungan menuju lokasi petilasan Mangkubumi.

Prosesi arak-arakan gunungan berakhir di Petilasan, di mana acara sedekah bumi dimeriahkan oleh tari-tarian dari ibu-ibu dan remaja putri. Setelah doa bersama oleh sesepuh desa, gunungan diperebutkan oleh ratusan warga. 

“Kegiatan ini sudah tradisi turun temurun. Baru dua tahun ini disemarakkan dengan prosesi gunungan hasil bumi yang diarak ke petilasan Pangeran Mangkubumi yang jaraknya sekitar 500 meter. Petilasan itu kita lestarikan agar sejarah tidak punah,” ujar Yatno, Plt Kepala Desa Jekawal.

Yatno menjelaskan bahwa petilasan Mangkubumi memiliki nilai sejarah penting bagi Kabupaten Sragen. Pangeran Mangkubumi pernah singgah di Desa Jekawal setelah keberadaannya di pusat pemerintahan Desa Gebang tercium oleh Belanda.


Editor: Admin

Terkait

Komentar

Terkini