Orderan Kue Sarita Ampyang Produksi Ita Syarifah Melonjak di Ramadan

Orderan Kue Sarita Ampyang Produksi Ita Syarifah Melonjak di Ramadan

NYALANUSANTARA, Mungkid- Bulan Ramadan tahun ini membawa berkah bagi Ita Syarifah, warga Desa Paremono, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Permintaan terhadap kue Sarita Ampyang yang diproduksinya mengalami lonjakan yang sangat signifikan dibandingkan dengan hari biasa.

"Selama bulan puasa ini, order yang sudah masuk mencapai 800 kilogram, jumlah yang sangat besar dibandingkan hari biasa," kata Ita, pemilik merek Sarita Ampyang, saat ditemui di rumahnya pada Sabtu, 8 Maret 2025.

Kue ampyang asal Desa Paremono ini tetap eksis dan bertahan di tengah berkembangnya industri makanan olahan modern. Menjelang Idul Fitri 2025, permintaan kue berbahan kacang, gula merah, dan jahe ini pun meningkat pesat.

Ita menjelaskan bahwa permintaan tidak hanya datang dari Kabupaten Magelang, tetapi juga dari luar daerah seperti Parakan, Ngadirejo (Kabupaten Temanggung), Kabupaten Wonosobo, Semarang, Kudus, dan bahkan Yogyakarta.

Bahan baku untuk membuat kue ampyang, seperti kacang, didatangkan dari Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, dan gula Jawa dari Kabupaten Purworejo. "Kami memilih kacang dari Gunungkidul karena kualitasnya yang tua dan bagus, begitu juga gula Jawa dari Purworejo yang kualitasnya sangat baik," ujar Ita.

Kue ampyang ini telah dirintis Ita sejak tahun 2000 dan terus berkembang, bahkan permintaannya semakin meningkat terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri. "Setiap hari, kami memproduksi antara 40 hingga 50 kilogram kue ampyang," tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kue ampyang yang diproduksinya menggunakan gula merah asli dari Kabupaten Purworejo dan kacang berkualitas yang tidak digoreng. Dengan menggunakan bahan alami, ampyang dapat bertahan hingga dua bulan sambil tetap renyah.


Editor: Redaksi

Terkait

Komentar

Terkini