Ekspor Wine Australia Bangkit, China Jadi Pasar Utama Setelah Penghapusan Tarif

Ekspor Wine Australia Bangkit, China Jadi Pasar Utama Setelah Penghapusan Tarif

NYALANUSANTARA, JAKARTA- Industri wine Australia mencatat lonjakan ekspor signifikan dalam 12 bulan terakhir hingga Maret 2025, terutama dipicu oleh meningkatnya permintaan dari China pasca pencabutan tarif impor untuk wine botolan asal Australia.

Laporan terbaru dari Wine Australia, lembaga pengatur industri wine nasional, menyebutkan bahwa total nilai ekspor mencapai 2,64 miliar dolar Australia—naik 41 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari sisi volume, ekspor naik sebesar 6 persen menjadi 647 juta liter.

Lonjakan terbesar terjadi di pasar China Daratan, dengan volume ekspor melonjak menjadi 96 juta liter senilai 1,03 miliar dolar Australia. Angka ini menyumbang hampir 40 persen dari total ekspor wine Australia. Kenaikan tajam ini terjadi setelah tarif dicabut pada akhir Maret 2024, memungkinkan perdagangan bebas hambatan selama setahun penuh.

Menurut laporan, konsumen China menunjukkan minat besar terhadap wine premium Australia, dengan rata-rata nilai ekspor mencapai 10,65 dolar Australia per liter—tertinggi dibanding negara tujuan ekspor utama lainnya. Selain itu, 93 persen dari total nilai ekspor ke China berasal dari wine dalam kemasan botol kaca, terutama produk kelas atas.

Namun di sisi lain, ekspor ke negara-negara selain China justru menurun. Tercatat penurunan 13 persen dalam nilai dan 9 persen dalam volume ekspor, yang mencerminkan tantangan global seperti ketidakpastian ekonomi, meningkatnya biaya hidup, serta pergeseran preferensi konsumen terhadap konsumsi alkohol.

Wine Australia menyimpulkan bahwa kebangkitan pasar China menjadi pendorong utama bagi stabilisasi ekspor wine premium, di tengah tekanan global yang terus berkembang.


Editor: Lulu
Sumber: Xinhua

Terkait

Komentar

Terkini