Tiga Bulan Gaza Terkepung, Warga Bertahan dengan Sisa-sisa Harapan

Tiga Bulan Gaza Terkepung, Warga Bertahan dengan Sisa-sisa Harapan

NYALANUSATARA, GAZA- Kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk seiring blokade Israel yang telah memasuki bulan ketiga, secara drastis membatasi akses makanan, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di wilayah pesisir tersebut.

Pemandangan warga yang mengantre berjam-jam demi mendapatkan makanan dari dapur umum kini menjadi hal lumrah, khususnya di wilayah selatan seperti Khan Younis. Seorang ibu, Umm Rami, menggambarkan situasi sebagai “sangat sulit” karena kelangkaan makanan dan air bersih.

Dapur umum yang selama ini menjadi andalan bagi para pengungsi kini nyaris lumpuh akibat minimnya pasokan. Penutupan perbatasan membuat distribusi bantuan kemanusiaan terhenti. Abdullah Skaik, pengelola dapur umum di al-Amal, mengaku hanya mengandalkan sisa stok bantuan yang semakin menipis. Ia memperingatkan bahwa jika blokade berlanjut, mereka harus menghentikan operasional dalam waktu dekat.

Pemutusan aliran bantuan dimulai sejak 2 Maret, setelah berakhirnya gencatan senjata awal antara Israel dan Hamas. Ketidakmampuan kedua pihak untuk menyepakati gencatan senjata tahap kedua membuat blokade terus berlanjut.

PBB telah memperingatkan bahaya krisis kelaparan yang kian nyata, khususnya terhadap anak-anak. Para relawan menyaksikan gejala malnutrisi menyebar secara nyata. Sementara itu, Hamas menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai strategi perang, menyebut bahwa lebih dari satu juta anak di Gaza menderita setiap hari akibat kelaparan.

Kepresidenan Palestina, melalui pernyataan resmi di kantor berita WAFA, mengecam keras tindakan Israel dan mendesak dunia internasional untuk segera melakukan intervensi demi menghentikan penderitaan rakyat Palestina yang disebut sebagai pelanggaran kemanusiaan luar biasa.


Editor: Lulu
Sumber: Xinhua

Terkait

Komentar

Terkini