Warisan Alam dan Budaya: Kehidupan Berkelanjutan di Sawah Terasering Hani

Warisan Alam dan Budaya: Kehidupan Berkelanjutan di Sawah Terasering Hani

NYALANUSANTARA, YUNAN- Kegiatan bertani padi, membudidayakan ikan, dan beternak bebek menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di kawasan sawah terasering yang menawan. Kehidupan di sana mencerminkan perpaduan harmonis antara kelestarian alam, pengetahuan tradisional, dan sentuhan teknologi masa kini.

Sejak tahun 2013, UNESCO mengakui Sawah Terasering Etnis Hani di Honghe sebagai bagian dari Warisan Dunia. Persawahan ini membentang menuruni lereng Pegunungan Ailao yang menjulang, hingga mendekati aliran Sungai Honghe di Yunnan, Tiongkok barat daya.

Selama lebih dari satu milenium, komunitas etnis Hani telah mengembangkan sistem irigasi yang canggih, yang menyalurkan air dari hutan-hutan pegunungan menuju terasering. Sistem ini telah melahirkan sebuah ekosistem pertanian terpadu yang menghubungkan hutan, pemukiman, ladang, dan sungai dalam satu kesatuan yang saling mendukung.

Produk-produk khas seperti beras merah, ikan sawah, dan telur bebek kini semakin dikenal luas, turut mengangkat nilai ekonomi wilayah ini. Selain hasil pertanian, budaya Hani juga menarik perhatian dengan musik tradisional, upacara adat, dan festival musiman. Semua itu menjadikan kawasan sawah terasering ini sebagai magnet wisata yang memikat pengunjung dari berbagai penjuru dunia.

Foto-foto terbaru yang diambil menggunakan drone pada awal tahun 2025 menggambarkan berbagai sisi kehidupan lokal—mulai dari aktivitas menanam padi, memperbaiki pematang, membajak sawah, hingga merawat rumah tradisional berbentuk “jamur”. Bahkan, teknologi seperti drone telah menjadi bagian dari pengelolaan kawasan warisan dunia ini, menegaskan bahwa pelestarian budaya juga bisa berjalan seiring dengan kemajuan zaman.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini