Warga Yaman Rayakan Idul Adha dalam Bayang-Bayang Krisis Ekonomi

Warga Yaman Rayakan Idul Adha dalam Bayang-Bayang Krisis Ekonomi

NYALAUSANTARA, YAMAN- Menjelang Hari Raya Idul Adha, jutaan warga Yaman terpaksa memilih antara tradisi keagamaan dan kelangsungan hidup dari segi ekonomi, dengan melonjaknya harga ternak yang membuat biaya untuk membeli hewan kurban tidak terjangkau bagi banyak rumah tangga.

   Hari raya umat Islam yang jatuh pada Jumat (6/6) ini biasanya ditandai dengan penyembelihan kambing, domba, atau sapi. Namun setelah bertahun-tahun mengalami konflik dan keruntuhan ekonomi, hari raya yang dahulu merupakan momen penuh sukacita berubah menjadi sumber kecemasan bagi keluarga-keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

   Di pasar-pasar ternak di pinggiran Kota Aden, harga hewan kurban melonjak. Menurut para pedagang, domba kini dijual dengan kisaran harga 140 hingga 170 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.305), sementara harga kambing mencapai lebih dari 230 dolar AS, jauh melebihi kemampuan sebagian besar keluarga.

"Jatuhnya nilai mata uang riyal dan naiknya biaya transportasi telah menghancurkan daya beli masyarakat," kata Fahed Baleed, seorang pedagang ternak di Aden. Mata uang Yaman telah jatuh menjadi 2.535 riyal (100 riyal Yaman = Rp6.678) terhadap dolar AS, mendorong beberapa pedagang untuk menetapkan harga ternak dalam mata uang asing.

   Tekanan ekonomi ini memaksa banyak keluarga untuk meninggalkan praktik-praktik keagamaan yang telah lama dijalankan. "Saya hanya akan membeli apa yang dibutuhkan anak-anak saya untuk makan," kata Umm Mazen, seorang ibu dari empat anak yang tidak mampu membeli hewan kurban tahun ini.

   Seorang sopir taksi bernama Hamzah mengatakan bahwa dia telah menabung selama setahun untuk Idul Adha, tetapi terpaksa menggunakan uang itu ketika anaknya sakit. "Pada Idul Adha kali ini, saya hanya akan membeli seekor ayam," katanya. "Saya benar-benar tidak mampu membeli domba."

Kesulitan ini juga merambah aspek-aspek lain dari hari raya tersebut. Harga pakaian anak-anak meningkat lebih dari 150 persen sejak tahun lalu, mendorong banyak keluarga untuk memanfaatkan apa yang sudah mereka miliki.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini