Pompanisasi Berhasil, Banjir Rob di Sayung Surut dalam Tiga Minggu

Pompanisasi Berhasil, Banjir Rob di Sayung Surut dalam Tiga Minggu

NYALANUSANTARA, DEMAK- Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, membuahkan hasil signifikan. Dalam waktu tiga minggu, genangan air yang sebelumnya merendam perkampungan dan menyebabkan kemacetan parah di jalur pantura kini telah surut dan sebagian wilayah bahkan sudah kering.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa desa-desa seperti Sriwulan dan Sayung sudah terbebas dari genangan. Jalan-jalan kembali normal, aktivitas masyarakat berjalan lancar, dan arus lalu lintas di jalur pantura yang sebelumnya tersendat kini kembali lancar tanpa hambatan.

Kondisi ini disambut antusias oleh para pengguna jalan. Habib, warga Kudus, yang rutin melakukan perjalanan ke Semarang, merasa lega karena tak lagi menghadapi kemacetan atau khawatir kendaraan rusak akibat air asin. Ia mengapresiasi langkah Pemprov Jateng, khususnya penerapan sistem pompanisasi.

“Saya rasa pompa air yang dipasang sangat membantu. Perjalanan jadi nyaman, tidak khawatir kendaraan karatan,” ujarnya.

Sopir truk bernama Ali Warsisdi juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, kelancaran jalan tanpa rob sangat penting bagi para pengemudi kendaraan niaga. “Harapannya kondisi ini bisa terus dipertahankan,” katanya.

Di Dusun Lengkong, Desa Sayung, yang sebelumnya dikepung banjir selama berbulan-bulan, warga kini dapat beraktivitas normal. Nasekha, warga setempat, mengaku bersyukur karena banjir yang telah berlangsung enam bulan kini benar-benar surut. Ia menceritakan bagaimana selama banjir ia harus tidur di atas papan tinggi untuk menghindari air, bahkan mengalami gangguan kulit akibat sering terendam air.

“Sudah satu minggu ini airnya kering. Terima kasih kepada Pak Luthfi dan Gus Yasin yang mengupayakan bantuan pompa,” ucapnya.

Kepala Dinas PUSDATARU Provinsi Jateng, Henggar Budi Anggoro, menjelaskan bahwa sejak 25 Mei 2025, pihaknya mengerahkan 12 unit pompa air berkapasitas besar yang disiagakan 24 jam. Pompa-pompa ini disebar di sejumlah titik dan mengalirkan air ke Sungai Babon serta Sungai Dombo. Operasi ini dilakukan secara kolaboratif dengan sejumlah instansi.

“Pompa terus siaga, bahkan jika air rob kembali naik, kami siap menambah jumlahnya,” ujarnya.

Keberhasilan ini juga tidak lepas dari pengorbanan para operator mesin pompa yang bekerja tanpa henti. Sofi’i, salah satu operator, mengaku tidak pernah libur dan lebih memilih tinggal di lokasi meski harus tidur di tenda seadanya demi memastikan mesin tetap beroperasi. Ia mengungkapkan bahwa panggilan tugas dan kepedulian terhadap warga membuatnya rela jauh dari keluarga.

“Tugas ini untuk kepentingan bersama. Kangen keluarga cukup diobati lewat video call,” katanya.

Andrian, operator lain, juga menceritakan hal serupa. Ia harus bangun subuh setiap hari untuk mengatur pintu air dan menghidupkan mesin pompa. Meski penuh tantangan, ia merasa bangga karena hasil kerja mereka membawa dampak nyata bagi masyarakat.

“Sekarang tidak banjir lagi, itu sudah cukup membahagiakan,” tutupnya.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini