REVIEW Dopamin (2025): Cinta, Tekanan Hidup, dan Dilema Mematikan

REVIEW Dopamin (2025): Cinta, Tekanan Hidup, dan Dilema Mematikan

Film Dopamin, arahan sutradara Teddy Soeria Atmadja, menghadirkan perpaduan drama romantis dengan nuansa thriller bertahan hidup yang sangat terasa nyata. Diproduksi oleh Starvision dan Karuna Pictures, film ini mengikuti kisah Malik (Angga Yunanda) dan Alya (Shenina Cinnamon), pasangan muda yang sudah tiga tahun menikah namun tengah menghadapi tekanan ekonomi yang menghimpit.

Konflik memuncak ketika Malik kehilangan pekerjaan dan mulai terlilit utang. Situasi yang sudah sulit berubah menjadi kacau setelah suatu malam ia bertemu seorang pria misterius, yang kemudian ditemukan tewas di rumah mereka. Bersama mayatnya, tersisa sebuah koper berisi uang miliaran rupiah—sebuah kesempatan untuk keluar dari kesulitan, tetapi sekaligus membuka pintu bahaya besar.

Dari titik inilah dilema moral dimulai: apakah uang mampu menyelamatkan hidup mereka, atau justru menghancurkan segalanya? Dopamin mengajak penonton merenungkan arti kebahagiaan dalam dunia yang semakin menekan.

Chemistry Nyata Angga & Shenina

Salah satu kekuatan utama film ini adalah akting natural Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon. Sebagai pasangan di dunia nyata, keduanya tampil sangat meyakinkan. Hubungan Malik dan Alya terasa hidup lewat dialog yang jujur, ekspresi yang raw, dan interaksi yang intim.

Teddy memaksimalkan kedekatan mereka dengan pengambilan gambar jarak dekat untuk menangkap emosi terkecil sekalipun. Selama 28 hari produksi, ia menerapkan konsep “syuting sehat” agar para pemain dan kru tetap bisa menjaga energi dan kenyamanan—hasilnya, intensitas hubungan dalam film terasa sangat organik.

Ketegangan yang Konsisten


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini