Review Anak Medan: Cocok Ko Rasa???

Review Anak Medan: Cocok Ko Rasa???

Film Anak Medan: Cocok Ko Rasa??? adalah sebuah drama komedi yang memotret eratnya ikatan persahabatan, perjuangan mengejar mimpi, dan dinamika hidup empat pemuda asal Medan: Ucok, Joko, Rafly, dan Chisa. Disutradarai oleh Ivan Bandhito dan diproduseri Agustinus Sitorus, film ini resmi dirilis serentak di bioskop pada 24 April 2025. Nuansa lokal khas Medan terasa kuat, baik dari penggunaan logat, budaya, maupun lanskap kota yang ditampilkan secara hidup dan autentik.

Cerita bermula dari masa remaja mereka saat masih duduk di bangku SMA. Suatu peristiwa tragis di malam kelulusan membuat mereka harus berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Ucok (diperankan oleh Maell Lee) merantau ke Jakarta untuk merintis karier sebagai penyanyi, Joko menekuni latihan sebagai calon pesepakbola profesional, Rafly terpaksa meninggalkan cita-cita menjadi tentara akibat sebuah kejadian, sementara Chisa memulai perjalanannya sebagai pengusaha dengan mengambil alih usaha keluarga.

Empat tahun kemudian, keempatnya berkumpul kembali dalam sebuah reuni di Medan yang penuh nostalgia sekaligus tantangan. Ucok kini dililit utang dari pinjaman daring karena kegagalannya di ibu kota, hingga ia harus meninggalkan rumah. Persahabatan mereka pun diuji oleh berbagai konflik dan pandangan hidup yang berbeda. Meski demikian, tekad untuk tetap saling mendukung perlahan tumbuh kembali di tengah tekanan yang mereka hadapi.

Film ini menggambarkan bahwa mimpi dan pertemanan dapat saling menopang satu sama lain. Peran para aktor utama terasa sangat kuat dan menyatu dengan karakter masing-masing. Maell Lee berhasil menampilkan sosok Ucok dengan penuh semangat dan alami, berbeda dari peran-peran preman yang biasanya ia bawakan. Salah satu momen ikonik dalam film ini adalah adegan atraksi motor yang dilakukan Maell Lee secara spontan, yang memberi warna unik dan menggelitik dalam film.

Ajil Ditto, pemeran Rafly, mengungkapkan rasa bangganya karena mayoritas pemain memiliki darah Medan atau Batak, yang memungkinkan mereka membawa nuansa personal ke dalam cerita. Sementara itu, sutradara Ivan Bandhito menyatakan bahwa pengambilan gambar langsung di Medan memberikan nilai emosional tersendiri, membuat film terasa jujur dan menyentuh. Produser Agustinus Sitorus menambahkan bahwa film ini tak hanya menyoroti persahabatan, tetapi juga realitas yang dihadapi generasi muda dalam mengejar impian di tengah tekanan sosial dan keluarga.

Dengan durasi 111 menit, Anak Medan: Cocok Ko Rasa??? berhasil mengemas unsur komedi ringan dan drama emosional secara seimbang. Kekhasan Medan tergambar lewat bahasa, makanan lokal, hingga semangat gotong royong yang terasa hangat. Ceritanya sangat relevan dengan kehidupan anak muda saat ini—tentang jatuh bangun mengejar mimpi dan pentingnya hadirnya sahabat sejati dalam proses tersebut.

Secara keseluruhan, film ini merupakan sajian yang tidak hanya menghibur tapi juga menyentuh hati. Anak Medan: Cocok Ko Rasa??? menekankan bahwa dalam perjalanan hidup, memiliki orang-orang yang mendukung dan percaya pada kita bisa menjadi kekuatan terbesar untuk bangkit dan melangkah ke depan.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini