Review "Mungkin Kita Perlu Waktu": Film Menyentuh tentang Luka

Film terbaru karya Teddy Soeriaatmadja, Mungkin Kita Perlu Waktu, menyajikan drama keluarga yang menggugah hati, mengangkat tema kehilangan, trauma, dan proses penyembuhan yang penuh liku. Dengan durasi 95 menit, film ini terasa intim sekaligus relevan, merefleksikan realita emosional banyak keluarga Indonesia.
Kisahnya berpusat pada keluarga kecil yang dihantam tragedi: Restu (Lukman Sardi), Kasih (Sha Ine Febriyanti), dan anak bungsu mereka, Ombak (Bima Azriel), masih berjuang mengatasi duka setelah kepergian anak sulung mereka, Sara (Naura Hakim), dalam sebuah kecelakaan. Kehilangan ini menyisakan luka dalam yang belum sembuh, menciptakan jarak emosional dan konflik yang menggerus hubungan antar anggota keluarga.
Ombak, yang pernah mencoba mengakhiri hidupnya karena rasa bersalah, menjadi fokus dalam perjalanan keluarga ini menuju penyembuhan. Kehadirannya bersama Aleiqa (Tissa Biani), seorang gadis dengan gangguan bipolar, justru membuka ruang baru untuk harapan — sekaligus tantangan emosional yang tak mudah.
Salah satu kekuatan film ini adalah akting para pemerannya yang menyentuh dan autentik. Sha Ine Febriyanti tampil kuat sebagai Kasih, sosok ibu yang terlihat tegar namun menyimpan luka mendalam. Lukman Sardi tampil meyakinkan sebagai ayah yang berjuang menjaga keluarganya tetap utuh, meski dihantui kesedihan. Penampilan Bima Azriel sebagai Ombak pun mencuri perhatian, dengan performa emosional yang jujur dan dalam.
Tissa Biani sebagai Aleiqa membawa kehangatan dan kerapuhan yang memperkaya dinamika cerita. Sementara Asri Welas sebagai psikolog keluarga memberikan momen-momen reflektif yang penuh empati.
Teddy Soeriaatmadja mengarahkan film ini dengan kepekaan luar biasa. Alurnya memang tenang, namun justru itulah yang membuat penonton larut dalam tiap tahapan proses penyembuhan yang dilalui para karakter. Penggunaan tone visual yang muram namun indah menambah kedalaman emosional, ditambah teknik close-up yang mempertegas ekspresi dan pergolakan batin tiap tokohnya.
Mungkin Kita Perlu Waktu bukan hanya sebuah tontonan emosional — ia adalah ruang refleksi. Film ini mengingatkan bahwa setiap orang berduka dengan cara berbeda, dan bahwa terkadang, waktu dan pengertian adalah dua hal terpenting yang dibutuhkan sebuah keluarga untuk pulih.
Editor: Lulu
Terkait
NYALANUSANTARA, JAKARTA- Perselingkuhan masih menjadi tema yang sering diangkat…
NYALANUSANTARA, JAKARTA – Kehilangan orang tercinta tak hanya menimbulkan…
Terkini
Film Syirik (Danyang Laut Selatan) merupakan karya terbaru…
NYALANUSANTARA, Demak- Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk…
NYALANUSANTARA, Semarang- Prihatin adanya jerat hutang yang menimpa…
Film Narik Sukmo, garapan sutradara Indra Gunawan dan…
Setelah kesuksesan film Sijjin (2023), sutradara Hadrah Daeng…
NYALAUSATARA, JAKARTA- CEO Lippo Group, James Riady, menyatakan bahwa…
NYALAUSANTARA, DEMAK – Upaya pemerintah provinsi Jawa Tengah melakukan…
NYALANUSATARA, REMBANG- Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin bakal…
NYALANUSANTARA, Semarang - Anggota Komisi C DPRD Kota…
NYALANUSANTARA, Magelang - Seorang pencari ikan, Endang Mustawa…
NYALAUSANTARA, JAKARTA- Permintaan tablet Android berkualitas dengan harga terjangkau…
Komentar