Review HALABALA, Film Thailand Bertema Horor Biologis

Review HALABALA, Film Thailand Bertema Horor Biologis

Gaya khas sutradara Eakasit tampil menonjol dalam Halabala, dengan alur cerita yang terasa seperti rangkaian bab dalam buku komik. Meskipun narasinya tampak linear, struktur waktunya yang tidak konvensional menciptakan pengalaman menonton yang mengaburkan realitas, baik bagi tokoh utama maupun penonton. Film ini tidak hanya menyuguhkan horor biasa—melainkan teka-teki psikologis yang menyelesaikan sebagian besar misterinya sambil tetap menyisakan lapisan tersembunyi bagi penonton yang jeli.

Keunikan Halabala terletak pada pendekatannya terhadap horor: alih-alih mengandalkan elemen supranatural yang klise, film ini memilih jalan horor biologis atau body horror yang lebih mengganggu secara perlahan dan mental. Ketegangan yang dibangun terasa alami, jauh dari sekadar momen mengejutkan, dan meski atmosfernya tidak sekelam film-film seperti The Nun (2018) atau The Medium (2021), Halabala menawarkan visual efek praktis yang aneh dengan suasana yang nyaris riang.

Namun, film ini tidak lepas dari kekurangan. Musik latar yang terlalu beragam—dari klasik, synthwave, hingga heavy metal—justru merusak momen-momen penting. Ketiadaan nada musikal yang konsisten membuat skor film terasa tidak kohesif dan mudah dilupakan. Masalah lain terletak pada subtitle yang kurang akurat. Sebagai penutur asli bahasa Thailand, penulis merasa banyak terjemahan yang tidak menangkap nuansa emosional, seperti penggunaan kata-kata kasar yang terlalu disederhanakan.

Meski demikian, Halabala tetap menjadi tontonan yang menarik bagi penggemar horor yang lebih menghargai kedalaman psikologis dibandingkan sekadar jump scare. Ceritanya mengikuti Inspektur Dan, seorang polisi yang dikirim dalam misi terakhir ke sebuah hutan terlarang untuk mengejar penjahat berbahaya bernama Tup Ta Fai. Tapi hutan Halabala menyimpan misteri yang lebih gelap, termasuk legenda tentang suku kanibal kuno, Batow, dan kehadiran jahat yang mengintai keluarga Dan.

Dengan akting solid dari para pemeran seperti Yasaka Chaisorn dan Chantavit Dhanasevi, serta visual menawan, Halabala menjadi horor yang menyegarkan dan cukup berani meninggalkan pakem lama genre kerasukan.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini