Review The Shadow’s Edge: Jackie Chan Buktikan Dirinya Masih Raja Laga

Review The Shadow’s Edge: Jackie Chan Buktikan Dirinya Masih Raja Laga

The Shadow’s Edge benar-benar layak tonton. Setiap detail adegan, alur cerita, hingga ketegangannya terasa begitu matang. Adegan pertarungan menjadi sorotan utama—luar biasa intens dan penuh emosi. Bahkan momen-momen sedihnya sukses menyentuh hati, membuat penonton terbawa perasaan hingga menitikkan air mata.

Film ini tidak hanya menyuguhkan aksi spektakuler, tapi juga humor ringan yang hadir di waktu yang tepat. Semua karakter tampil meyakinkan, termasuk para bawahan The Shadow yang karismatik. Kehadiran Hu Feng juga mencuri perhatian. Sementara itu, plot twist besar di akhir film membuka kemungkinan adanya sekuel—sebuah harapan yang tentu dinanti para penggemar.

Jackie Chan kembali membuktikan kelasnya di usia 70 tahun. Dengan minim penggunaan pemeran pengganti, ia masih mampu menyajikan laga yang segar dan penuh energi. Koreografi pertarungan yang rapi, dipadu sinematografi cerdas, membuat setiap aksi terasa mengalir mulus. Sutradara Larry Yang berhasil mengemas semuanya tanpa menutupi usia Chan, melainkan justru merayakan fisikalitasnya.

Tidak hanya soal laga, film ini juga memiliki kedalaman. Tony Leung Ka-Fai sebagai penjahat utama memberikan bobot dramatis yang sepadan dengan kehadiran Chan, menciptakan duel klasik yang menegangkan. Alurnya pun solid—cukup mengejutkan tanpa terasa klise, menjaga penonton tetap terpikat dari awal hingga akhir.

Kesimpulan: The Shadow’s Edge bukan sekadar tontonan aksi, melainkan bukti keabadian Jackie Chan sebagai legenda. Penuh aksi, jenaka, emosional, dan tak berlebihan jika disebut sebagai salah satu film kriminal-aksi terbaik dalam satu dekade terakhir.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini