Regional

Nataru, KAI Daop 4 Semarang Antisipasi Titik Rawan Bencana

Dani
18 Desember 2025

Kepala PT KAI Daop 4 Semarang, Suharjono, menyematkan pin tanda petugas siaga Nataru, di Stasiun Semarang Tawang, Kamis (18/12). (foto: dani/nyalanusantara)

NYALANUSANTARA, Semarang – PT KAI Daop 4 Semarang secara serius memberikan pelayanan terbaik pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 atau Nataru. Satu diantaranya yakni mengantisipasi bencana di titik tertentu lintasan kereta. Antisipasi ini perlu, untuk memberikan kenyamanan kepada para penumpang.

“Kita sudah antisipasi dan mitigasi kalau terjadi seperti kejadian di tahun sebelumnya. Insyaallah, semuanya aman. Kalau titik rawan bencana yang kami antisipasi, fokus ada di Pekalongan, Grobogan, Cepu. Yang krusial ada di Grobogan karena ada beberapa titik rawan banjir. Kalau Semarang yang rawan antara Alastua – Semarang Tawang kilometer dua,” kata kepala PT KAI Daop 4 Semarang, Suharjono, usai apel gelar pasukan gabungan untuk Nataru, di Stasiun Semarang Tawang, Kamis (18/12).

Terkait lintasan di Alastua, KAI telah meninggikan 40 cm. Sehingga Ketika terjadi banjir, rel kereta sudah aman.

“Sudah kita tinggikan 40 cm, Insyaallah Ketika banjir, sudah aman,” ucapnya.

Secara umum, KAI Daop 4 Semarang menyiagakan alat material untuk siaga (AMUS) diantaranya bantalan rel, batu balas, karung pasir, rel, gerbong balas hingga Kendaraan Perawatan Jalan Rel (KPJR) di seluruh wilayah operasi seperti Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Blora, hingga Grobogan.

Hal tersebut guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terutama di 20 titik daerah pantauan khusus (dapsus) wilayah Daop 4 Semarang seperti di daerah berpotensi banjir, longsor, dan tanah labil.

Selain itu, juga telah melaksanakan berbagai upaya untuk terciptanya perjalanan kereta api yang aman serta liburan yang menyenangkan. Salah satunya KAI telah menggencarkan program Management Safety Walkthrough (MSWT), dimana pada program ini melibatkan top manajemen KAI mulai dari Komisaris, Direksi hingga setiap Kepala Daerah yang akan memeriksa tempat kerja dan seluruh lintas operasional kereta api untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan memastikan SOP serta protokol kesehatan pada setiap unit kerja dipenuhi.