Baznas Batang Latih Petugas Pemulasaraan Jenazah Wanita di Empat Kecamatan

Baznas Batang Latih Petugas Pemulasaraan Jenazah Wanita di Empat Kecamatan

NYALANUSANTARA, Batang - Kekhawatiran terhadap kemampuan para petugas pemulasaraan jenazah yang kian menua mendorong Baznas Batang untuk menggelar pelatihan khusus pemulasaraan jenazah wanita di empat kecamatan percontohan, yakni Gringsing, Reban, Blado, dan Tulis.

Wakil Ketua Bidang Keuangan dan Pelaporan Baznas Batang, Slamet Siswadi, menyatakan bahwa mayoritas petugas pemulasaraan yang ada saat ini sudah berusia di atas 60 tahun. Oleh karena itu, langkah regenerasi dianggap sangat mendesak.

"Ini sudah mendesak, harus ada persiapan petugas pemulasaraan jenazah wanita. Kami latih kaum ibu dengan rentang usia 33 ke atas," kata Slamet Siswadi saat memantau pelatihan di Pendapa Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Rabu (31/7/2024).

Pelatihan ini meliputi teori dan praktik langsung, seperti tata cara memandikan jenazah dan mengkafani sesuai hukum fiqih. "Yang tidak kalah penting, peserta dilatih cara membuat agar mata dan jenazah tertutup, semuanya diberikan metodenya sesuai syariat Islam," jelasnya.

Selain itu, pihak medis juga dihadirkan sebagai pembicara untuk memastikan petugas pemulasaraan terlindungi dari penyakit menular yang mungkin diderita jenazah. "Paling tidak mereka dilatih memandikan jenazah sesuai tata cara kerja baku, sekaligus agar tetap terlindungi," tegasnya.

Salah satu peserta pelatihan, Rosiati, mengaku bahwa ilmu pemulasaraan jenazahnya semakin lengkap setelah mendapatkan pelatihan dari Baznas. "Selama ini cuma membantu memandikan jenazah kalau tetangga meninggal, sekarang sudah tahu biar waktu memandikan tidak bingung lagi," ungkapnya.

Camat Tulis, Joko Prasetyo, menambahkan bahwa saat ini jumlah petugas pemulasaraan jenazah wanita hanya tiga orang, yang tidak cukup untuk menjangkau 17 desa di wilayahnya. Seringkali, petugas harus menempuh jarak yang cukup jauh, sehingga tidak dapat hadir tepat waktu.


Editor: Admin

Terkait

Komentar

Terkini