Rosan Roeslani: Hilirisasi SDA Jadi Kunci Transformasi Ekonomi Nasional

Rosan Roeslani: Hilirisasi SDA Jadi Kunci Transformasi Ekonomi Nasional

NYALANUSANTARA, TANGGERANG- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menegaskan bahwa pemerintah menempatkan hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai landasan utama transformasi ekonomi Indonesia agar mampu keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah dan beralih menjadi negara industri yang mandiri.

Rosan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis sebagai pemimpin global dalam berbagai komoditas unggulan, seperti nikel dan kelapa sawit yang menempati peringkat teratas dunia, serta timah dan bauksit. Kekayaan SDA tersebut, menurutnya, menjadikan Indonesia berada di pusat peta transisi energi global.

Pernyataan itu disampaikan Rosan dalam sejumlah kesempatan terkait penguatan kebijakan hilirisasi, termasuk saat memberikan pandangan atas buku Indonesia Naik Kelas karya Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan. Buku tersebut dinilai menghadirkan peta jalan strategis menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hingga 8 persen, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Rosan menilai Indonesia saat ini merupakan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Di tengah dinamika dan tantangan global, perekonomian nasional masih mampu tumbuh sekitar 5 persen, yang menunjukkan bahwa arah kebijakan ekonomi telah berada di jalur yang tepat.

Ia menekankan bahwa hilirisasi komoditas strategis kini tidak lagi dipandang sebagai program sektoral semata, melainkan sebagai strategi kedaulatan ekonomi untuk memperkuat rantai nilai dan menata ulang struktur ekonomi nasional.

Sepanjang Januari hingga September 2025, sektor hilir tercatat berhasil menarik investasi sebesar Rp431 triliun atau lebih dari 30 persen dari total realisasi investasi nasional, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 58,1 persen.

Sebagai CEO Danantara Indonesia, Rosan menambahkan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan, Indonesia membutuhkan investasi sekitar 815 miliar dolar AS. Target tersebut hanya dapat dicapai melalui transformasi struktural, bukan sekadar mengandalkan konsumsi domestik.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini