Menko Airlangga Teken MoU Ekonomi Biru Indonesia-Tiongkok, Diproyeksikan Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Menko Airlangga Teken MoU Ekonomi Biru Indonesia-Tiongkok, Diproyeksikan Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

NYALANUSANTARA, Beijing – Dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto ke Beijing, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerja sama Ekonomi Biru (Blue Economy) dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao. 

Kesepakatan ini disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada pertemuan bilateral di Great Hall of the People, Beijing, Sabtu (9/11).

MoU ini berfokus pada pengembangan multisektoral Ekonomi Biru yang mencakup energi laut terbarukan, pengelolaan perikanan dan akuakultur, pariwisata maritim, inovasi teknologi, serta penguatan industri kelautan. 

Penandatanganan ini menjadi langkah konkret dalam kolaborasi industri maritim antara Indonesia dan Tiongkok.

Melalui MoU ini, Indonesia dan Tiongkok akan mengembangkan sejumlah sektor strategis, antara lain industri hilir produk kelautan seperti pengolahan makanan laut dan biofarmasi laut, pembuatan dan perbaikan kapal, pembangunan dermaga, serta infrastruktur pelabuhan. 

Dalam sektor energi bersih, kerja sama ini mencakup pengembangan teknologi fotovoltaik, tenaga angin, energi pasang surut, hingga pembangunan jaringan transmisi antar pulau.

Menko Airlangga menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bukti komitmen kuat kedua negara untuk memanfaatkan potensi ekonomi maritim secara berkelanjutan. 

“Kesepakatan ini sangat penting bagi Indonesia, mengingat potensi besar laut kita yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kolaborasi dengan Tiongkok dapat menjadi katalis bagi pemanfaatan potensi laut nusantara, terutama dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen di tahun 2028 dan 2029,” ujarnya.

MoU ini juga menggarisbawahi komitmen kedua negara untuk mempercepat transisi menuju ekonomi hijau dengan berfokus pada investasi dalam teknologi rendah emisi, inovasi kelautan, dan pengembangan green carbon. 

Kerja sama ini melibatkan tidak hanya pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah, sektor swasta, lembaga riset, dan institusi keuangan, guna menjajaki peluang bisnis maritim yang menguntungkan.

Menurut Airlangga, implementasi MoU ini akan meningkatkan nilai tambah dari sektor kelautan Indonesia dan memperkuat kontribusi ekonomi maritim terhadap PDB nasional. 

Ia menambahkan bahwa kerja sama ini juga akan membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan pendapatan dari pariwisata maritim, sejalan dengan upaya Tiongkok yang merupakan salah satu negara asal wisatawan terbesar bagi Indonesia.

Di tengah upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2028, sektor kelautan diharapkan memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. 

Kementerian Perekonomian mencatat bahwa ekonomi biru dapat menjadi andalan baru yang strategis, mengingat kekayaan laut Indonesia yang luas.

Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Tiongkok kali ini juga didampingi oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi, Menteri ESDM, serta Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, yang berperan dalam merancang strategi kolaborasi Indonesia-Tiongkok dalam berbagai sektor ekonomi prioritas.

Kerja sama ini diharapkan membawa dampak positif bagi ekonomi Indonesia, sekaligus memperkuat posisi negara dalam sektor ekonomi kelautan global.


Editor: Admin

Komentar

Terkini