RAGAM NUSANTARA

ILMU

JELAJAH

ULASAN Stolen Girl: Perjuangan Ibu yang Menembus Batas Demi Cinta

Film Stolen Girl resmi tayang di bioskop Indonesia pada 22 Oktober 2025, menghadirkan kisah nyata yang sarat emosi dan ketegangan. Disutradarai oleh James Kent serta dibintangi Kate Beckinsale dan Scott Eastwood, film ini terinspirasi dari kisah hidup Maureen Dabbagh, seorang ibu yang berjuang selama bertahun-tahun mencari putrinya yang diculik oleh mantan suaminya dan dibawa ke luar negeri.

Berdasarkan Kisah Nyata yang Menggetarkan

Cerita Stolen Girl berangkat dari kasus parental child abduction — penculikan anak oleh salah satu orang tua — yang masih sering terjadi di Amerika Serikat. Film ini menyoroti kompleksitas emosional dan hukum lintas negara yang dihadapi seorang ibu dalam menuntut keadilan.

Kisahnya berpusat pada Maureen (Kate Beckinsale), seorang ibu tunggal di Ohio yang hidupnya berubah ketika putrinya, Amina, diculik oleh mantan suaminya, Karim (Scott Eastwood), dan dibawa ke Timur Tengah. Selama satu dekade, Maureen berjuang melalui jalur diplomatik, menghadapi birokrasi dan hambatan politik yang tiada akhir. Hingga akhirnya ia bertemu Mitchell Robeson (Scott Eastwood), mantan marinir yang memimpin misi penyelamatan anak-anak lintas negara.

Perjalanan mereka membawa Maureen ke dunia penuh risiko — dari operasi penyelamatan di Meksiko hingga Lebanon. Namun di balik semua aksi menegangkan, film ini tetap menyoroti kekuatan cinta seorang ibu yang tak pernah padam.

Ketegangan Aksi dan Drama Emosional

Meski memiliki landasan kisah yang kuat, Stolen Girl terkadang kehilangan arah di tengah jalan. Paruh awal film berhasil menggugah emosi dengan penggambaran penderitaan dan ketabahan Maureen, tetapi ketika narasi bergeser ke misi penyelamatan, atmosfer drama berubah menjadi aksi thriller yang terasa generik.

Skenario karya Kas Graham dan Rebecca Pollock mencoba menggabungkan isu-isu besar seperti perdagangan anak, konspirasi politik, hingga konflik internasional. Sayangnya, upaya itu justru membuat alur terasa tumpang tindih dan kehilangan fokus. Walau begitu, adegan aksi seperti kejar-kejaran dan baku tembak tetap menyuguhkan ketegangan yang solid.

Akting Kate Beckinsale yang Mempesona

Kekuatan utama film ini terletak pada penampilan Kate Beckinsale. Ia berhasil menghidupkan sosok Maureen dengan ekspresi yang jujur dan menyayat hati — seorang ibu yang rapuh, gigih, dan tak kenal menyerah. Aktingnya menjadi jangkar emosional yang membuat penonton tetap terhubung dengan cerita.

Scott Eastwood tampil meyakinkan sebagai mantan marinir berkarisma, namun hubungan antar-karakternya dengan Beckinsale kurang tergali dalam. Upaya menghadirkan romansa ringan di tengah narasi penyelamatan terasa tidak perlu dan sedikit mengganggu intensitas utama film.

Visual Realistis dan Atmosfer Suram

Sinematografi garapan James Kent menampilkan gaya semi-dokumenter dengan pencahayaan redup dan warna dingin, menciptakan nuansa tegang dan realistis. Tempo film yang lambat memberi ruang bagi penonton untuk meresapi penderitaan tokoh utama, meski di beberapa bagian terasa datar.

Kesimpulan

Stolen Girl bukan sekadar film aksi, tetapi juga potret perjuangan seorang ibu melawan waktu, sistem hukum, dan batas negara. Meski terdapat kelemahan dalam struktur narasi dan ritme, film ini tetap menyentuh berkat kekuatan emosional Kate Beckinsale dan pesan kemanusiaan yang kuat.

Sebagai tontonan penutup Oktober 2025, Stolen Girl menghadirkan kisah yang menegangkan sekaligus mengharukan — sebuah pengingat bahwa cinta seorang ibu mampu menembus segala batas dan tak akan pernah padam.


IKUTI BERITA NYALANUSANTARA.COM SELENGKAPNYA DI GOOGLE NEWS


Editor: Lulu

Komentar

Baca Juga

Terkini