Dua Kecelakaan Maut Akibatkan Puluhan Orang Meninggal, Akademisi Unika Soegijapranata Ini Minta Menhub Jangan Pasif

Dua Kecelakaan Maut Akibatkan Puluhan Orang Meninggal, Akademisi Unika Soegijapranata Ini Minta Menhub Jangan Pasif

Foto istimewa.

NYALANUSANTARA, Semarang- Dua hari ini dua kecelakaan maut merenggut puluhan jiwa terjadi di Indonesia, kedua kecelakaan tersebut melibatkan kendaraan sarat muatan. Kecelakaan pertama terjadi di ruas jalan Bukittinggi-Padang di Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025) pagi, mengakibatkan 12 orang meninggal dunia.

Kecelakaan maut kedua terjadi, pada Rabu 7 Mei pukul 10.30 di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kecelakaan itu menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan enam orang mengalami luka-luka.

Adanya dua kejadian maut tersebut, ditanggapi oleh Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno. Menurut Djoko Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi harus segera memberikan arahan ke jajarannya terkait kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini. 

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu, meminta Menhub jangan pasif dengan adanya kecelakaan yang merenggut puluhan korban jiwa tersebut.

Djoko mengungkapkan kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian ke-3 tertinggi di Indonesia. "Kecelakaan lalu lintas di Indonesia tidak banyak bekurang. Data Korlantas Polri (2024), data kecelakaan lalu lintas untuk usia terbanyak 6 – 25 tahun (pelajar/mahasiswa) sebanyak 39,48 persen. Kelompok usia produktif 25 – 55 tahun sebesar 39,26 persen. Jenis moda transportasi yang terlibat, sepeda motor 76,96 persen, truk 10,53 persen dan kendaraan umum 8,43 persen," ungkapnya.

Menurutnya salah satu bentuk keseriusan mengakhiri kecelakaan itu, dimulai dari penganggaran program keselamatan di Kementerian Perhubungan. "Anggaran keselamatan jangan dikurangi, bila perlu ditambah, agar angka kecelakaan tidak meningkat terus," tandasnya.

Menteri Perhubungan, tandas Djoko, jangan diam saja, namun hendaknya bertindak cepat supaya anggaran yang berkaitan dengan keselamatan transportasi tidak dipangkas demi efisiensi anggaran dan segera diadakan kembali. "Nyawa warga jangan dijadikan arisan meregang di jalan raya. Nyawa warga jangan dipertaruhkan hanya sebagai angka stastistik," ujarnya.


Editor: Redaksi

Terkait

Komentar

Terkini