Sinopsis Sampai Jumpa, Selamat Tinggal

Sinopsis Sampai Jumpa, Selamat Tinggal

Dalam lanskap sinema Indonesia yang kian berwarna, film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal hadir sebagai drama emosional yang menyoroti tema kehilangan, pencarian, dan luka batin. Karya ini disutradarai oleh Adriyanto Dewo dan dibintangi oleh Putri Marino, Jerome Kurnia, serta Jourdy Pranata. Film ini membuka Jakarta Film Week 2024 dan mendapat respons positif dari publik maupun kritikus.

Kisah Pencarian di Negeri Asing
Cerita berpusat pada Wyn (Putri Marino) yang pergi ke Korea Selatan demi mencari Dani (Jourdy Pranata), kekasihnya yang menghilang tanpa jejak. Di sana, ia bertemu Rey (Jerome Kurnia), seorang TKI ilegal yang membantu pencariannya. Namun, ketika Dani kembali ditemukan, ia justru menghilang lagi, meninggalkan pertanyaan dan luka yang belum sembuh. Rey pun dihadapkan pada dilema: terus membantu atau fokus pada hidupnya sendiri.

Film ini mengangkat lebih dari sekadar romansa—ia juga menyentuh isu sosial seperti imigrasi ilegal, kesepian di luar negeri, dan ghosting sebagai bentuk keterasingan emosional dalam hubungan masa kini.

Akting dan Visual yang Menyentuh
Putri Marino tampil memikat sebagai Wyn, memperlihatkan kekuatan dan kerapuhan dengan seimbang. Jerome Kurnia berhasil mencuri perhatian lewat karakter Rey yang kompleks dan manusiawi. Chemistry keduanya terasa tulus dan tidak dipaksakan. Jourdy Pranata pun berhasil meninggalkan kesan meski tampil dalam porsi terbatas.

Sinematografi film ini memilih menampilkan sisi kelam Korea Selatan, berbeda dari gambaran umum yang cerah dan romantis. Gaya visual yang murung dan reflektif mendukung atmosfer cerita yang penuh kekosongan emosional.

Catatan Kritis
Meski kuat dalam nuansa dan akting, motivasi karakter Dani terasa kurang tergali. Latar belakang hubungannya dengan Wyn pun belum cukup membangun empati mendalam, membuat keterikatan emosional penonton terasa setengah hati.

Kesimpulan
Sampai Jumpa, Selamat Tinggal adalah drama yang layak disimak, khususnya bagi mereka yang pernah merasakan keheningan menyakitkan dalam hubungan. Dengan pendekatan visual yang elegan dan akting solid, film ini menawarkan pengalaman menonton yang reflektif dan penuh makna. Tayang mulai 5 Juni, apakah kamu siap menghadapinya?


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini