ULASAN Rabi Jiwo: Horor Mistik Tentang Ambisi dan Cinta Terlarang, Tayang di Bioskop

Karso Aji
02 Juli 2025

Industri perfilman Indonesia kembali diramaikan dengan hadirnya film horor berjudul Rabi Jiwo, yang sudah mulai tayang sejak 26 Juni 2025. Film ini menonjolkan perpaduan antara tradisi lokal dan mitos, sehingga menawarkan premis cerita yang unik sekaligus menarik.

Deretan pemainnya pun terbilang bintang papan atas, di antaranya Ramon Y Tungka, Tio Pakusadewo, Syahnaz Sadiqah, Furry Setya, Lisa Mae, Reynavenzka Dayendra, Carissa Camelia, Sri Yatun, Budi Bima, hingga Sania Velova. Disutradarai oleh Agus H. Mawardy (Agus Pestol), yang sebelumnya sukses dengan film horor Wening, Sakti, dan Arwah Noni Belanda, Rabi Jiwo menegaskan reputasinya sebagai spesialis horor.

Sinopsis
Cerita Rabi Jiwo berpusat pada Gimin (diperankan Ramon Y Tungka), seorang pria yang hidup dalam kesulitan ekonomi dan jatuh hati kepada Ningsih (Syahnaz Sadiqah), gadis kaya dari keluarga terpandang. Hubungan mereka ditentang keluarga Ningsih karena perbedaan status sosial, membuat Gimin merasa terhina dan putus asa.

Dalam keputusasaannya, Gimin menempuh jalan pintas dengan meminta bantuan seorang dukun, yang menyuruhnya menikahi jasad seorang perempuan sakti bernama Nyi Suti. Lewat pernikahan gaib tersebut, Gimin berhasil mendapatkan cinta Ningsih dan meraih kekayaan. Namun semua itu menimbulkan konsekuensi mengerikan — rentetan teror gaib pun mulai mengancam nyawa banyak orang.

Review Singkat
Secara keseluruhan, Rabi Jiwo menghadirkan kisah horor yang menegangkan dengan balutan nilai tradisi dan kepercayaan masyarakat. Penampilan para pemain, terutama Tio Pakusadewo dan Ramon Y Tungka, mampu membawakan karakter mereka dengan baik.

Atmosfer mistis film ini juga dibangun dengan kuat berkat sinematografi apik yang memanfaatkan keindahan lokasi syuting di Blora, Cepu, dan Lasem, Jawa Tengah. Penggunaan musik latar yang pas semakin memperkuat suasana horornya.

Film Rabi Jiwo patut menjadi rekomendasi bagi para pecinta horor tanah air, tak hanya karena kisahnya yang mencekam tetapi juga pesan moral tentang ambisi, cinta, dan konsekuensi yang harus dibayar mahal.

Editor: Lulu