10 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

NYALANUSANTARA, JEPARA- Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Kondisi ini sering muncul akibat kerusakan kecil yang menumpuk dari kebiasaan sehari-hari yang kurang sehat.
Dikutip dari Hindustan Times, Rabu, dr. Amit Bhushan Sharma, Direktur sekaligus Kepala Unit Kardiologi Paras Health, menyebutkan ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung maupun stroke, antara lain:
Merokok dan paparan asap rokok
Perokok berisiko hampir dua kali lipat terkena serangan jantung dibandingkan non-perokok. Kandungan tembakau merusak lapisan arteri, memicu penumpukan plak, serta mengurangi kadar oksigen dalam darah. Asap rokok pasif pun tak kalah berbahaya bagi kesehatan jantung.
Pola makan tidak sehat dan konsumsi garam berlebih
Lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol tinggi dapat mempercepat aterosklerosis, sedangkan garam berlebihan meningkatkan tekanan darah sehingga membebani jantung.
Stres berkepanjangan
Stres kronis memicu lonjakan hormon kortisol yang dapat menaikkan tekanan darah, menimbulkan peradangan, dan dalam jangka panjang meningkatkan risiko serangan jantung.
Diabetes yang tidak terkontrol
Kadar gula darah tinggi mempercepat kerusakan pembuluh darah dan memicu penumpukan plak, terutama pada penderita diabetes tipe 2.
Obesitas
Kelebihan lemak, khususnya di area perut, meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, menurunkan kolesterol baik (HDL), dan memperbesar risiko penyakit jantung.
Kurang aktivitas fisik
Gaya hidup sedentari dapat melemahkan otot jantung serta memperburuk kadar kolesterol, tekanan darah, dan gula darah.
Konsumsi alkohol berlebihan
Penggunaan alkohol jangka panjang bisa menyebabkan kardiomiopati serta meningkatkan risiko stroke. Para ahli menyarankan konsumsi maksimal satu gelas per hari untuk wanita dan dua gelas untuk pria.
Kesehatan mulut yang diabaikan
Penyakit gusi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyumbatan arteri dan penyakit jantung.
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Hipertensi sering disebut “silent killer” karena jarang menunjukkan gejala. Pemeriksaan rutin sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti stroke dan serangan jantung.
Penggunaan obat pereda nyeri berlebihan
Penggunaan jangka panjang obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko serangan jantung. Konsumsi sebaiknya sesuai arahan dokter.
Editor: Lulu
Terkait
NYALANUSANTARA, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi…
NYALANUSANTARA, KENDAL- Prof. dr. Dasaad Mulijono, Direktur Heart &…
Terkini
NYALANUSANTARA, Semarang - Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK…
NYALANUSANTARA, Jakaarta- BRI Super League 2025/26 berlangsung meriah…
NYALANUSANTARA, Semarang - Kanwil Kemenkum Jateng berharap eksistensi…
NYALANUSANTARA, Sleman- Bupati Sleman, Harda Kiswaya, menyerahkan Peraturan…
NYALANUSANTARA, JAKARTA- Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, memberikan pujian kepada…
NYALANUSANTARA, Semarang – Upaya menyederhanakan regulasi dan memperkuat…
NYALANUSANTARA, Sidoarjo- Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas)…
NYALANUSANTARA, JEPARA- Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab…
NYALAUSANTARA, JAKARTA- Pelatih FC Barcelona, Hansi Flick, menegaskan timnya…
NYALANUSANTARA, Kebumen- Dalam rangka memperingati Hari Kopi Internasional,…
NYALANUSANTARA, Semarang - Kanwil Kemenkum Jateng mengikuti kegiatan…
Komentar