Perancang Busana Tanah Air Perkuat Hubungan Budaya Indonesia-China

Perancang Busana Tanah Air Perkuat Hubungan Budaya Indonesia-China

   Dalam ajang CAEXPO, potongan busana modern dipadukan dengan elemen tradisional seperti mahkota burung phoenix dari Opera Peking dan topi bambu rakyat, memunculkan percikan estetika yang menyatukan tradisi dan seni kontemporer. Saat model melangkah di panggung dengan karya Yusuf, tepuk tangan meriah dan sorotan kamera tak henti-hentinya menjadi bukti resonansi mendalam dari perpaduan budaya ini.

Foto ini menunjukkan Yusuf Maulana Furdaus (kiri pertama) asal Indonesia selaku perancang busana tampil bersama para model di Paviliun Indonesia selama China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-22 yang digelar di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China Selatan. (Sumber: Istimewa)

   "Setiap jahitan membawa dialog antara peradaban dua negara," tulis Yusuf dalam catatan kreatifnya.

   Di bawah bimbingan Huang, Yusuf mulai secara sistematis mempelajari estetika Timur dalam studi magisternya, dengan memasukkan filosofi China "keselarasan antara manusia dan alam" ke dalam inovasi busana tradisional Indonesia.

   "Dalam proses kreatif saya, saya suka menggunakan kain dan tekstil tradisional Indonesia, seperti batik, kain tenun, dan kulit dari berbagai daerah. Saya juga mendapat inspirasi dari arsitektur, seni pertunjukan, nilai budaya, dan seni rupa Indonesia," ungkap Yusuf.

   Sejak 2015, Yusuf aktif mengikuti Jember Fashion Carnival (JFC) di Indonesia, meraih banyak penghargaan dan dikenal luas di kalangan desainer muda. Kini dia menjadi desainer busana yang dicari di berbagai ajang fesyen utama di Indonesia. JFC dipandang sebagai simbol budaya modern Jawa Timur, di mana setiap tahun masyarakat mengenakan kostum megah bertema tradisi Indonesia, yang menjadikannya salah satu karnaval paling terkenal di dunia.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini