Universitas Paramadina Maknai Sumpah Pemuda: Menghidupkan Kembali Semangat Kebangsaan melalui Kerja Nyata

Universitas Paramadina Maknai Sumpah Pemuda: Menghidupkan Kembali Semangat Kebangsaan melalui Kerja Nyata

“Cak Nur melihat Indonesia sebagai negara yang berhasil membangun kebersamaan dan persaudaraan di tengah keberagaman budaya, suku, dan agama. Pandangan itu terangkum dalam semangat Indonesia Kita,” ujarnya.

Prof. Didik menjelaskan bahwa semangat nasionalisme yang tumbuh sejak 1928 telah menjadi dasar pembebasan bangsa dari penjajahan dan pembentukan negara merdeka. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tantangan demokrasi yang pernah dikritik Cak Nur masih terjadi hingga kini.

“Cak Nur menilai demokrasi kita belum berjalan dengan matang. Jiwa sempit dan kepentingan kelompok masih mendominasi kehidupan bangsa,” tuturnya.

Lebih jauh, pemikiran Cak Nur menempatkan pemuda bukan sekadar sebagai kelompok usia, melainkan sebagai subjek sejarah — mereka yang memiliki idealisme, keberanian berpikir mandiri, dan tekad untuk memperbaiki keadaan.

“Pemuda sejati adalah mereka yang berani berpikir merdeka dan bekerja untuk perubahan,” tulis Cak Nur dalam karyanya Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan.

Menutup refleksi, Prof. Didik menegaskan komitmen Universitas Paramadina untuk terus mencetak generasi muda yang beriman, berilmu, dan berintegritas.

“Kemajuan bangsa sangat bergantung pada generasi muda yang mampu memadukan iman, ilmu, dan kerja keras — sebagaimana nilai-nilai yang diwariskan oleh Cak Nur,” pungkasnya.


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini