Maraknya Fenomena Kidsfluencer Menyita Perhatian, Psikolog UNAIR Memperingatkan Dampaknya

Maraknya Fenomena Kidsfluencer Menyita Perhatian, Psikolog UNAIR Memperingatkan Dampaknya

Dr. Nur Ainy Fardana N MSi Psikolog, seorang pakar Psikologi Anak dari Universitas Airlangga.

NYALANUSANTARA, Surabaya - Perkembangan pesat media sosial telah membawa dampak signifikan pada masyarakat, termasuk kehadiran fenomena baru yang mencuat belakangan ini: kidsfluencer.

Istilah ini merujuk kepada anak-anak yang menjadi influencer di platform media sosial, fenomena yang menimbulkan beragam perdebatan tentang dampaknya, khususnya pada anak-anak yang terlibat.

Beberapa nama seperti Abe 'Cekut', Cipung, dan Shabira Alula atau Lala menjadi sorotan di antara kidsfluencer yang menghibur dengan konten-konten yang menggemaskan. Namun, di balik keseruan itu, muncul kekhawatiran akan potensi eksploitasi anak.

Dr. Nur Ainy Fardana N MSi Psikolog, seorang pakar Psikologi Anak dari Universitas Airlangga (UNAIR), memberikan penilaian mendalam terhadap fenomena ini. Dia menjelaskan bahwa eksploitasi anak terjadi ketika hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh anak terabaikan.

Namun, dia menekankan bahwa penilaian terhadap apakah mengontenkan anak-anak termasuk eksploitasi atau tidak harus mempertimbangkan apakah anak melakukan hal tersebut dengan sukarela atau merasa tertekan.

“Eksploitasi atau tidak, perlu dipertimbangkan apakah anak melakukannya dengan perasaan tertekan dan tidak nyaman, atau sebaliknya? Yakni anak melakukan dengan senang hati,” ungkapnya.

Tidak jarang, konten-konten menggemaskan anak-anak di media sosial dimulai hanya sebagai rekaman momen lucu oleh orang tua. Namun, konten-konten tersebut sering kali mengaburkan batasan privasi anak dan meningkatkan eksposur anak terhadap kamera.


Editor: Admin

Terkait

Komentar

Terkini