"Saya Cinta Kedua Rumah Saya": Kisah Mahasiswa Indonesia tentang Persahabatan dan Kedekatan Budaya dengan China

"Saya Cinta Kedua Rumah Saya": Kisah Mahasiswa Indonesia tentang Persahabatan dan Kedekatan Budaya dengan China

NYALANUSANTARA, JAKARTA- Lebih dari 100 tahun yang lalu, kakek buyut Veldesen Yaputra berlayar dari Provinsi Guangdong ke Indonesia untuk mencari penghidupan. Seratus tahun kemudian, Veldesen memilih menempuh studi di Tiongkok. Menjalani sekolah menengah hingga pendidikan di negara-negara tersebut, kini dia tidak hanya mampu berbicara bahasa Mandarin dengan lancar, tetapi juga ikut berperan sebagai duta budaya menjembatani persahabatan masyarakat antara Indonesia dan Tiongkok.

   Baru-baru ini, mahasiswa berusia 24 tahun itu memulai perjalanan menjelajahi arsitektur kuno di Provinsi Shanxi, Cina utara. Sambil mengamati dan merekam, dia aktif bertanya dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempelajari arsitektur bersejarah. "Mengapa di sini tidak ada tangga?" "Untuk apa relung dinding ini?" Setiap detail arsitektur selalu membangkitkan rasa ingin mengetahuinya.

   Usai kegiatan, Veldesen mengelola akun media sosialnya dan menggunakan video pendek yang ringan dan interaktif untuk menampilkan keindahan ukiran kayu, papan nama, patung warna, dan mural dalam arsitektur tradisional Tiongkok kepada pengikutnya, yang sebagian besar berasal dari Indonesia.

  Di Jinci, perpaduan alam dan bangunan bersejarah menjadikannya mempesona; di Istana Yongle, mural besar dengan garis dan warna yang menakjubkan membangkitkan imajinasinya tentang dunia dewa dan dewi Tiongkok; di Kuil Shuanglin, dia merasa setiap patung berwarna seolah-olah bernapas, bercerita dengan terjadi yang telah berlangsung selama ribuan tahun.

   "Kota-kota di Indonesia sedang dalam pembangunan yang cepat. Pengetahuan dan kearifan yang saya pelajari di China pasti akan berguna suatu hari nanti," ujar Veldesen dengan penuh keyakinan.

Veldesen Yaputra, mahasiswa asal Indonesia, merekam video penjelasan di Kuil Shuanglin, wilayah Pingyao, Kota Jinzhong, Provinsi Shanxi, Tiongkok utara, pada 15 Oktober 2025. (Xinhua/Li Yuanhao)


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini