REVIEW The Strangers: Chapter 2 — Teror yang Kembali, Tapi Kehilangan Arah

REVIEW The Strangers: Chapter 2 — Teror yang Kembali, Tapi Kehilangan Arah

Film The Strangers: Chapter 2 kembali menghidupkan teror dari para pembunuh bertopeng legendaris dalam waralaba horor ini. Disutradarai oleh Renny Harlin, film ini melanjutkan kisah Maya (Madelaine Petsch) setelah berhasil bertahan hidup dari tragedi berdarah di The Strangers: Chapter 1. Sayangnya, alih-alih memberikan sesuatu yang baru, bab kedua ini terasa seperti pelarian panjang yang tidak tahu ke mana harus berakhir.

Teror yang Masih Mengintai

Kisah dimulai tepat setelah akhir film pertama. Maya kini dirawat di rumah sakit kecil di Venus, Oregon, masih trauma dengan kematian kekasihnya dan curiga terhadap siapa pun di sekitarnya. Sheriff Rotter (Richard Brake), yang memimpin penyelidikan, tampak menyimpan sesuatu yang ganjil.

Namun ketenangan itu segera hancur ketika trio pembunuh bertopeng — Dollface, Pin-Up Girl, dan Man in the Mask — muncul kembali untuk menyelesaikan misi berdarah mereka. Rumah sakit pun berubah menjadi medan teror, memaksa Maya berjuang lagi demi hidupnya.
Dari ruang perawatan hingga ke hutan terpencil, kisah ini menjadi kejar-kejaran penuh ketegangan, tetapi terasa berulang dan tanpa arah cerita yang jelas.

Madelaine Petsch, Titik Terang di Tengah Kelemahan Cerita

Madelaine Petsch kembali menjadi pusat perhatian. Sebagai satu-satunya korban selamat, ia menampilkan performa kuat dengan ekspresi ketakutan dan kelelahan yang terasa nyata, meski dengan sedikit dialog. Namun, karakter Maya sendiri kurang berkembang; ia hanya menjadi pion dalam cerita, bukan sosok yang benar-benar berevolusi.
Sementara itu, Richard Brake tampil meyakinkan sebagai sheriff misterius, dan trio pembunuh tetap menakutkan secara visual — meski kemunculan mereka yang terlalu sering justru mengurangi aura misteri dan ancaman psikologis yang dulu menjadi ciri khas film aslinya.

Visual Tajam, Cerita Kehilangan Fokus


Editor: Lulu

Terkait

Komentar

Terkini