Pemkab Gunungkidul Luncurkan Gerakan "MasGun Maos"

Pemkab Gunungkidul Luncurkan Gerakan "MasGun Maos"

NYALANUSANTARA, Magelang- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul resmi meluncurkan gerakan "MasGun Maos" yang merupakan singkatan dari Masyarakat Gunungkidul Mandiri Olah Sampah. Peluncuran gerakan ini disertai dengan sosialisasi pengolahan sampah organik menggunakan metode ember tumpuk, dan berlangsung dalam rangka memperingati Hari Ibu tahun 2025.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, Antonius Hary Sukmono, menjelaskan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga masih menjadi tantangan serius yang memerlukan perhatian khusus. "Setiap hari, masyarakat Gunungkidul memproduksi sekitar 380 ton sampah. Angka ini dihitung berdasarkan rata-rata 0,49 kg sampah per orang per hari," paparnya.

Dari jumlah tersebut, 47% di antaranya adalah sampah organik, yang sebagian besar berasal dari sisa olahan dapur dan sisa makanan. Hary juga menjelaskan bahwa metode pengolahan sampah yang diterapkan dalam gerakan ini menggunakan teknik sederhana namun efektif, yaitu dengan ember tumpuk dan jugangan, yang memanfaatkan kearifan lokal.

"Metode jugangan memanfaatkan lahan di pedesaan untuk membuat lubang sampah, yang kemudian bisa diolah menjadi pupuk kompos (rabuk) saat musim tanam," tambahnya.

Sebelumnya, DLH Gunungkidul telah meluncurkan tagline "Hompimpah" yang berarti Hobi Memilah dan Punguti Sampah dari Rumah. Gerakan "MasGun Maos" merupakan lanjutan dari upaya tersebut, yang mendorong masyarakat untuk mengolah sampah secara mandiri.

Gerakan ini didukung oleh dua surat edaran Bupati Gunungkidul pada tahun 2025 dan diintegrasikan dengan Gerakan Pengembangan Pangan dan Gizi (Gerbang Pagi) dari Dinas Pertanian dan Pangan. Melalui integrasi ini, sampah organik yang diolah menjadi kompos dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan budidaya pangan keluarga, dan sisa makanan dapat digunakan sebagai pakan ternak rumah tangga, seperti ayam dan bebek.

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyampaikan bahwa masalah sampah menjadi perhatian utama di Daerah Istimewa Yogyakarta, mengingat beberapa laporan menyebutkan status darurat sampah di Yogyakarta. "MasGun Maos ini diinisiasi sebagai semangat untuk mengolah sampah organik di rumah masing-masing, dengan tujuan menjaga alam kita agar tidak longsor atau banjir," ujar Endah saat memberikan arahan di Bangsal Sewokoprojo pada Selasa 16 Desember 2025.


Editor: Redaksi

Terkait

Komentar

Terkini