REVIEW Lesbian Space Princess: Petualangan Liar Penuh Satire, Identitas, dan Kebanggaan
Lesbian Space Princess, karya Emma Hough Hobbs dan Leela Varghese, adalah sebuah animasi penuh warna yang memadukan humor liar, kritik sosial, dan selebrasi identitas lesbianisme dengan cara yang tidak pernah dilakukan film animasi lain sebelumnya. Kisah ini mengikuti Saira (Shabana Azeez), seorang putri pemalu dari planet Clitopolis—sebuah dunia yang seluruh penghuninya adalah lesbian. Meskipun ia lahir dari dua ratu yang dicintai rakyatnya, Saira justru tumbuh menjadi sosok canggung yang sering menjadi bahan ejekan dan belum mampu mengeluarkan kapak labrys, simbol kekuatan kaum lesbian.
Kehidupan Saira semakin sulit setelah putus dari Kiki (Bernie Van Tiel), seorang petualang pemberani yang hanya berpacaran dengannya selama dua minggu namun meninggalkan luka mendalam. Adegan patah hati ini bahkan diparodikan secara jenaka melalui referensi pada momen “Possibility” dalam The Twilight Saga: New Moon. Namun, situasi berubah drastis ketika Kiki diculik oleh kelompok Straight White Maliens—nama cerdas yang menyindir dominasi kelompok tertentu di dunia nyata—yang berambisi kembali menguasai perempuan. Demi menyelamatkan mantan kekasihnya, Saira harus keluar dari ketakutannya terhadap dunia luar dan memulai perjalanan lintas galaksi.
Dunia dalam Lesbian Space Princess divisualisasikan dengan kreativitas yang luar biasa. Alih-alih outline hitam yang umum dipakai animasi, serial ini menggunakan garis biru cerah. Setiap sudut semestanya dipenuhi desain yang liar, mematahkan batasan moral sekaligus artistik. Bahkan planet Clitopolis digambarkan berbentuk klitoris—sebuah simbol kuat sekaligus deklarasi tidak malu-malu dalam merayakan seksualitas dan identitas lesbian. Hobbs dan Varghese membangun dunia ini sebagai metafora ruang aman bagi komunitas LGBTQ, yang di realitas kerap menghadapi persekusi.
Perjalanan Saira dipenuhi humor nakal, kejutan yang tak terduga, serta lagu-lagu karya Michael Darren dan Matthew Hadley yang liriknya bertindak sebagai narator jenaka bagi setiap kejadian. Ia menunggangi Problematic Ship—pesawat cerewet yang senang mengucap komentar usang—dan sempat bertualang bersama Willow (Gemma Chua-Tran), mantan idola gay dengan sikap selalu positif.
Namun di balik semua kelucuannya, Lesbian Space Princess adalah kisah coming-of-age. Perjalanan Saira perlahan berubah dari misi menyelamatkan Kiki menjadi perjalanan memahami dirinya sendiri, mengatasi rasa minder, dan menemukan kembali harga diri yang selama ini hilang. Dengan humor berani, visual menggila, dan pesan kuat tentang kebanggaan atas identitas, film ini menjadi bentuk perayaan yang lantang dan penuh cinta untuk komunitas lesbian.
Editor: Lulu
Terkait
Sebagai anak laki-laki, saya punya hubungan yang rumit…
Film Scarlet, karya terbaru dari sutradara visioner Jepang…
Terkini
NYALANUSANTARA, JAKARTA- Vivo dikabarkan tengah menyiapkan seri smartphone terbaru,…
NYALANUSANTARA, PASURUAN- Honor X8d diprediksi akan segera meluncur sebagai…
Render Motorola Edge 70 Ultra baru-baru ini beredar…
Disutradarai oleh Lotfy Nathan, The Carpenter’s Son berupaya…
NYALANUSANATRA, AGAM- Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menegaskan perannya sebagai…
NYALANUSANTARA, JAKARTA- Setiap pembaruan pada sistem kamera Xiaomi 15T…
NYALANUSANTARA, JAKARTA- Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi (FST)…
NYALANUSANTARA, SURABAYA- Sebanyak 6.206 pelajar SMA/SMK sederajat dari 134…
NYALANUSANTARA, CILACAP- Seorang pemancing remaja ditemukan meninggal dunia di…
NYALANUSANTARA, Banyumas — Misteri hilangnya pengacara sekaligus anggota DPC…
NYALANUSANTARA, JAKARTA- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengintensifkan penguatan peran…
Komentar